Wavy Tail Batman Begins - Diagonal Resize 2

burung

Jumat, 20 Juni 2014

MAKALAH CINTA ALLAH


BAB I
PENDAHULUAN
Seorang hamba, pada hakekatnya tidak pernah lepas dari pengawasan Allah. Hal itu merupakan salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada umatnya. Kemudian sebagai seorang hamba, hendaknya kita harus tahu bahwa cara Allah mengasihi hamba-hambaNYA. Tidak selalu diberikan kenikmatan sebagai wujudnya, tetapi cobaan juga merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada umatnya. Sehingga, selayaknya kita bisa mensyukuri apabila mendapat nikmat dan bersabar ketika mendapat ujian.
Sebagai wujud kecintaan seorang hamba kapada Allah, banyak hal yang bisa dilakukan. Beberapa diantaranya hendaklah selalu berbuat baik dan bersabar menghadapi kehidupan. Memanfaatkan semua anugrah Allah juga merupakan salah satu mencapai itu. Seorang hamba juga harus senantiasa ridho dengan keputusan Allah dan menerimanya dengan ikhlas. Hal ini akan semakin mendekatkan diri kepada-Nya di kala kita sedang mendapat kenikmatan ataupun dalam keadaan susah.
Begitu pula terhadap Rasulullah SAW. Sebagai seorang umat yang mengharapkan syafaatnya, sudah sepantasnya kita selalu memupuk rasa cinta kita kepadanya. Banyak cara mencapai itu semua. Dengasn mengamalkan ajaran-ajaran Rasulullah SAW dan juga senantiasa  bershalawat akan membantu wujudkan hal itu. Selainnnya, masih banyak lagi. Dalam makalah ini akan disampaikan sedikit penjabaran tentang cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.
Latar Belakang Masalah
Berdasarkan dari uraian di atas, dapat diambil beberapa pokok masalah. Semua itu diantaranya adalah :
1) Bagaimana wujud cinta pada Allah yang sebenarnya?
2) Apa tanda-tanda kecintaan hamba pada Allah?
3) Seperti apa hakekat cinta pada Nabi Muhammad SAW  itu?
BAB II
CINTA KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA

عن عائشة رضى الله عنها انها قالت . من احب الله تعالى اكثر ذكره، وثمرته ان يذكره الله برحمته وغفرانه ويد خله الجنة مع انبيائه واوليائه ويكرمه برؤية جماله، ومن احب النبى عليه السلام اكثرمن الصلاة عليه وصحبته فى الجنة (كذافى الجامع الصغير)
Dari Aisyah RA, bahwa dia berkata:” Barang siapa mencintai Allah Ta’ala, maka dia banyak mengingat-Nya, sedang buahnya ialah, bahwa Allah mengingat dia dengan rahmat-Nya dan ampunan-Nya serta memasukanya ke dalam surge bersama para Nabi-Nya dan para Wali-Nya, dan dimuliakan dia oleh-Nya dengan melihat keindahan-Nya. Dan barang siapa mencintai Nabi SAW, maka dia banyak bershalawat kepadanya, sedang buahnya ialah, mencapai syafaatnya dan berteman dengannya di surga,” (Demikian tersebut dalam al-Jami ‘us-Shagir)
A.    CINTA KITA KEPADA ALLAH SWT
Cinta Allah kepada hamba ialah kehendak-Nya untuk mendekati , memuliakan dan menolongnya  dalam segala keadaan. Orang yang dicintai Allah SWT akan di perlakukan lembut, dikasihi dengan segala kebaikan , diwujudkan segala cita-cita nya, dan tidak akan merasa terbebani dengan segala amal dan kerja keras.
Sementara cinta hamba kepada Allah adalah keterikatan hati kepada Allah saat mengingat-Nya, langgengnya keasyikan dan kenikmatan saat bermunajat kepada-Nya, terasa lezatnya saat mengabdi kepada-Nya, dan kerinduan yang sangat kepada Allah saja, tidak kepada yang lainya.
Rasulullah SAW bersabda: “Ada tuga hal yang apabila seseorang melakukan ketiganya sungguh telah menyempurnakan keimanan: pertama, mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari yang lainya. Kedua, mencitai seseorang hanya karena Allah. Dan ketiga, benci kembali pada kekufuran setelah Allah menyelamatkanya, seperti ia benci dilemparkan ke neraka”.
Hasan Al-basri berkata: “Siapa saja yang mengenal Tuhannya, pasti akan mencintai-Nya. Siapa saja yang mengenal dunia,  pasti akan berhati-hati terhadapnya.”  Setiap seseorang yang sudah bisa menyatukan hatinya kepada tuhan-Nya, niscaya ia akan terjaga dari nafsu-nafsu duniawi yang akan menjerumuskan ke dalam kesyirikan dan kesombongan.
B.     Diskripsi Cinta pada Allah
Dalam salah satu karyanya Quraisy Shihab yang berjudul “Logika Agama” dijelaskan bahwa cinta pada Allah terdiri dari tiga aspek. Semuanya harus ada sebagai cermin wujud cinta Allah seutuhnya. Menurutnya cinta itu dimulai dengan meyakini dalam hati dengan tulus dan ikhlas Allah sebagai tuhan semesta alam. Kemudian mengungkapkan dengan lisan, dengan banyak berdzikir, istighfar maupun berkata-kata yang baik. Sesudah itu juga direalisasikan dalam tindakan sehari-hari. Dalam tiap tindakan senantiasa sesuai dengan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah. Dengan demikian, Quraisy Shihab juga menjelaskan baahwa seorang hamba yang cinta pada Allah pastinya tidak pernah lupa pada Allah pada tiap nafas dan perjalanan hidupnya.
Selain itu ada juga diskripsi menurut Yusuf Qardhawi. Dia menjelaskan bahwa cinta pada Allah terdiri dari hati dan tindakan. Maksudnya, Seorang yang cinta pada Allah harus yakin dengan ketuhanan dan Maha Kuasanya Allah. Kemudian hamba itu beribadah dan berbuat baik dalam hidupnya sebagai wujud dari keyakinannya itu. Tetapi dalam tiap langkahnyaitu, harus senantiasa berdasar kuat pada tuntunan juga ajaran maupun syareat agama. Sehingga, apa yang dilaksanakan benar-benar sesuai dengan hal-hal baik yang diridhoi Allah.
Dari apa yang diuraikan ini, tentu akan berbeda dengan ungkapan Imam Ghazali walaupun pada intinya sama. Menurutnya, cinta ini cukup dengan yakin dan memahami dengan mendalam ketuhana Allah ikhlas sepenuh hati dan sungguh-sungguh. Dengan adanya hal ini, orang pastinya akan terdorong dengan sendirinya untuk senantiasa berbuat baik. Dalam hal ini Al Ghazali lebih mengedepankan pada kesadaran diri untuk beragama dengan memahami hakekat hidup. Sebab memang pada dasarnya dengan memahami hakekat hidupnya, seorang hamba akan tahu apa hal terbaik yang harus dilakukan untuk dirinya.

C.    CINTA ALLAH KEPADA HAMBA DAN TANDA-TANDA  CINTA HAMBA KEPADA ALLAH.
Tentang cinta Allah kepada hamba , maka ketahuilah bahwa Al-Qur’an telah memberikan kesaksian yang nyata, sebagai mana firman-Nya,
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang taubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah, 222)
“Sesungguhnya  Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur,  seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (As-Shaff, 4)
Di antara tanda cinta Allah kepada hamba ialah sabda Nabi SAW,
ان الله اذا أحب عبدا ابتلاه (رواه ترمذى)
Artinya: “Sesungguhnya  jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia mengujinya.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi).
Di antara tanda-tanda yang paling kuat adalah pengaturanya yang baik, keadaanya terbimbing semenjak kecil dalam aturan yang baik, iman bersemayam di dalam hatinya, akalnya disinari cahaya, mengikuti apa yang dapat mendekatkan dirinya kepada Allah dan menghindari segala apa yang menjauhkanya dari Allah.
Kemudian Allah juga melindunginya dengan memudahkan segala urusanya, meluruskan zahir dan batinya dan menjadikan hasratnya hanya satu, Jika cintanya semakin mendalam, maka semakin tidak peduli terhadap hal-hal lain selain Allah.
Sedangkan cinta hamba kepada Allah, maka ketahuilah  bahwa cinta itu tentu dinyatakan setiap orang. Terlalu mudah bagi mereka untuk mengucapkan kata cinta,  padahal tidak seharusnya manusia terperdaya oleh kepalsuan yang dihembuskan oleh syetan.
Jiwa yang terpedaya ialah jika ia membual mencintai Allah, namun tidak mengujinya  dengan tanda-tanda tertentu dan tidak menuntutnya untuk menghadirkan bukti penguat.
Di antara tanda-tanda cinta seorang hamba kepada Allah:
1.      Selalu ingin bertemu dengan yang dicintainya, yaitu Allah.
Rasulullah SAW bersabda: “ Siapa saja yang rindu bertemu Allah, Allah pasti merindukanya”.
2.      Apabila hati dan lidah tidak pernah berhenti mengingat Allah SWT.
Ibn Mas’ud berkata, “tidak pantas seseorang bertanya tentang dirinya  kecuali pada Al-Qur’an. Jika mencintai Al-Qur’an berarti ia mencintai Allah.”
3.      Senang berkhalwat (menyendiri bersama Allah) pada saat sepi. Dan memutuskan hubungan dengan mahluk lain saat gelap malam hanya untuk menghadap Allah.
4.      Tidak menyesal terlewatkan kesempatan duniawi, penyesalan terjadi apabila lalai dari Allah SWT.
Selain tanda-tanda di atas, tanda kecintaan Allah pada hamba diantaranya :
a.       Turunnya hujan ke dunia.
b.      Diciptakannya siang dan malam.
c.       Diciptakannya manusia dalam berbagai rumpun suku, bangsa dan bahasa.
d.      Berpasang-pasangannya tiap makhluk di alam semesta.
e.       Adanya lautan dan seluruh isi semesta alam dan banyak lagi tanda kecintaan Allah pada hambanya.
D.    CINTA KITA KEPADA RASULALLAH SAW
Seperti yang kita ketahui selama ini bahwasannya agama Islam yang kita yakini kebenarannya sampai hari ini, merupakan agama yang di bawa oleh seorang nabi Agung Muhammad SAW. Yang dia dapatkan dari wahyu Tuhan semesta alam “ALLAH SWT”. Oleh karena itu sepantasnya kita yang sampai hari ini pula masih mengaku sebagai penganut agama Islam ini, harus mengikuti suri tauladan dan tingkah laku sosok orang yang luar biasa tersebut. Tidak berhenti sampai disitu, tetapi kita juga mempunya kewajiban – kewajiban yang semestinya kita laksanakan terhadap beliau. Diantaranya:
Kewajiban Pertama Atas Umat Ini, Setelah Meyakini Kenabian Beliau Adalah Mencintai Beliau, Cinta yang Benar-Benar Tumbuh dari Hati yang Suci.
Bahkan wajib hukumnya untuk mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi cinta kita kepada orang tua, anak, istri, bahkan seluruh manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
{ لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من والده وولده و الناس أجمعين }
“Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sehingga dia mencintaiku melebihi daripada cintanya kepada orang tua, anak, bahkan manusia seluruhnya”. (HR. Bukhari bab Hubbur rasuul shallallahu ‘alaihi wa sallam minal iimaan)
Di antara tanda kebenaran cinta seseorang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah keinginan mereka untuk dapat melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seperti sabda beliau di dalam shahih Muslim:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ {مِنْ أَشَدِّ أُمَّتِي لِي حُبًّا نَاسٌ يَكُونُونَ بَعْدِي يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ رَآنِي بِأَهْلِهِ وَمَالِهِ{
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda: “Yang paling cinta kepadaku di antara umatku adalah orang-orang yang hidup sesudahku, di mana salah seorang di antara mereka ingin melihatku walau harus mengorbankan keluarga dan harta benda.” (HR. Muslim bab Fii man yawaddu ru’yatan nabiyyi shallallahu ‘alaihi wa sallam)
Kewajiban umat ini yang kedua dan selkaligus menjadi Hak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Adalah Engkau Meyakini Bahwa Tidak Ada Kebahagiaan dan Tidak Ada Kebaikan, Melainkan Hanya Dengan Mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Semua jalan menuju Allah tertutup, kecuali jalan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apabila kita menginginkan hidayah, Sesungguhnya kita tidak akan mendapatkannya kecuali hanya dengan mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah azza wa jalla berfirman:
وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ الأعراف
“Dan ikutilah dia (Rasulullah) agar kalian mendapatkan petunjuk.” (QS. Al-A’raaf: 158)
Yang ketiga dari kewajiban kaum muslimin terhadap Rosulnya adalah Tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan apa yang disyari’ahkan oleh Rasulullah SAW. Sabda Nabi:  “Tidak beriman diantara kamu sehingga hawa nafsunya tunduk kepada apa yang kubawa” (HR Tirmidzi)
Yang keempat dari kewajiban kaum muslimin terhadap  nabi Muhammad SAW. Adalah menuruti perintahnya “ tingkah lakunya” / taat kepadanya.
 مَنْ أَطَاعَنِى دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِى فَقَدْ أَبي
"siapa yang taat kepadaku maka dia masuk surga,dan siapa yang menyelisihiku maka dialah yang enggan (masuk surga)."
Imam Qurtubhi mengatakan: bahwa setiap orang yang beriman kepada nabi Muhammad dengan sebenar- benarnya iman, maka dirinya tidak akan pernah hampa dari rasa cinta dan taat kepadanya, meskipun kecintaan dan ketaatan mereka berbeda-beda. Sehingga mereka ada yang taat dan cinta kepada Rasulullah telah mencapai tingkatan yang tinggi, dan sebagian lain hanya mencapai tingkat rendah. Tetapi sebagian besar mereka jika disebut nama Rasulullah, maka hasrat mereka untuk melihatnya sangat besar, karena menurut mereka melihat beliau sangat berpengaruh terhadap diri, keluarga, anak-anak, harta dan orang tua mereka. Maka tidak jarang kita  mendapatkan sebagaian mereka yang mengeluarkan tenaga, harta dan kemampuannya untuk dapat berziarah ke makam Rasulullah dan melihat makam beliau.  Inilah sebagian bukti rasa cinta dan taat kita terhadap Rasulullah dengan sepenuh hati dan tenaga seharusnya kita upayakan untuk menjadikan kita sebagai umat beliau yang sebenarnya.
Seperti halanya mayoritas manusia pada umumnya, ketika dia mencintai dan meyakini adanya sesosok yang dia kagumi dan dia cintai, pasti dia akan berbuat sebisa mungkin untuk membuat orang yang dia cintai dan ia kagumi menjadi bahagia tidak hanya itu, orang itupun pasti akan melaksanakan semua keinginan dan permintaan sang pujaannya.
Nampaknya dari sedikit narasi diatas menyiratkan bahwasannya pemakalah sepakat dengan pendapat tokoh Islam ‘ Imam Qurthubi’ bahwasannya jika seseorang merasa cinta terhadap seseorang maka dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat dirinya dan orang yang dicintainya menjadi bahagia.


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Mencintai Allah adalah kewajiban kita, bahkan cinta kita terhadap sesama manusia, keluarga, bahkan itu Rasul sendiri tidak boleh dilebihkan terhadap cinta kita kepada Allah. Adapun cara untuk merealisasikan cinta kita kepada Allah adalah dengan berpegang kepada Al-Qur’an dan Hadis untuk menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Adapun cara yang lain untuk menunjukkan cinta kita adalah dengan mengetahui asma al husna, seperti dalam pribahasa tak kenal maka tak sayang, oleh karena itu bila kita sudah mengenal nama lain dari Allah maka tambahlah kecintaan kita kepada Allah dan begitu pula Allah akan mencintai kita karena kita sudah mengenalnya.
Mencintai Rasul adalah kewajiban kita setelah kita mencintai Allah, dan kita diperintahkan untuk mencintai Rasul tidak melebihi cinta kita kepada Allah, dan kita harus lebih mencintai Rasul daripada keluarga, saudara, ataupun manusia lainnya. Adapun cara merealisasikan cinta kita kepada Rasul adalah dengan kita meneladani sifat-sifatnya serta menjalankan ibadah sesuai dengan apa yang diajarkan olehnya. Dan cara yang lain mencintai rasul adalah dengan cara kita mencintai atau menghormati keturunannya.
Dalam mencintai Allah dan rasulNYA, manusia diharuskan dengan  ikhlas sepenuh hati. Sebab dengan begitu, seoang hamba akan mendapatkan banyak hal. Bahkan, hakekat hidup ini hanya bisa terpenuhi bila ada hal itu. Tentunya, semua itu bukanlah hal yang mudah mengingat begitu besarnya hasil yang diperoleh. Sehingga benar saja kalau ada filosofo mengatakan “hidup adalah perjuangan mencapai sukses dan keberhasilan”


DAFTAR PUSTAKA

Al-Darini, ‘Abd Al-‘Aziz. Terapi Menyucikan Hati. Bandung : Penerbit Al-Bayan. 2003.
Suhardi, Kathur. Minhajul Qashidin Jalan Orang-orang Yang Mendapat Petunjuk. Jakarta : Pustaka Al-Kautsar. 1997.
Sitanggal, Anshori Umar. Terjemahan Durratun Nashihin Lengkap. Semarang : CV Asy Syifa’. 1991.
Khomeini, Imam. 40 Hadis Telaah atas Hadis-hadis Mistik dan Akhlak. Bandung : PT Mizan Pustaka. 2004.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar