Sejarah
Perkembangan Masyarakat Islam Madinah Sesudah Islam Datang
A.
Rasulullah Berhijrah ke Madinah
Setelah Rasulullah
mandapat perintah dari Allah untuk berhijrah maka beliau berangkat bersama Abu
Bakar, semua perbekalan perjalanan telah disiapkan oleh Asma Binti Bakar. Abu
Bakar telah menyewa penunjuk jalan yang bernama Abdullah Ibnu Uraiqith dari
bani Dail Ibnu Bakar. Walau dia masih beragama musyrik, tapi dapat dipercaya.
Abu Bakar berpesan untuk merahasiakan kepergiannya dan menjemput di Goa Tsur setelah
3 malam.
Pada malam tersebut,
bertepatan dengan pelaksanaan rencana rahasia orang-orang Quraisy, Para pemuda
dari semua kalangan kabilah Quraisy mengepung rumah Rasulullah SAW. Pada saat
itu Rasulullah berada di dalam rumahnya. Tatkala saat untuk keluar telah tiba,
Rasullulah memerintahkan anak pamannya, yaitu sahabat Ali, untuk tidur di
tempat tidurnya supaya orang-orang Quraisy tidak mencurigai kepergiannya.
Sesungguhnya mereka selalu mengamat-amati semua gerakan Rasulullah dari
celah-celah kubah untuk menyelidiki keberadaannya pada malam itu.
Kemudian Rasulullah SAW
menyelimuti sahabat Ali dengan kain burdahny, lalu ia keluar melewati para
pemuda Quraisy yang berada di luar pintu rumahnya seraya membacakan firmannya:
ﻥﻭﺮﺼﺑﻻﻢﻬﻗﻢﻬﺘﻴﺸﻏﺎﻓﺍﺬﺳﻢﻬﻨﻠﺧﻦﻣﻭﺍﺬﺳﻢﻬﻳﺬﻳﺍﻦﻴﺑﻦﻣﺎﻨﻠﻌﺟﻭ
“Dan kami adakan dihadapan mereka dinding
Dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga
mereka tidak dapat melihat”. (Qs. 36 Yasin:9)
Allah menimpakan kepada
mereka rasa kantuk yang sangat. Akhirnya mereka semua tertidur sehingga tiada
seorangpun dari mereka yang melihat kepergian rasulullah.
Rasulullah SAW terus
berjalan tanpa menoleh hingga bertemu dengan sahabat Abu Bakar di tempat yang
telah dijanjikan, lalu keduanya melanjutkan perjalanan hingga sampai di Gua
Tsur.Kemudian mereka berdua bersembunyi di dalamnya. Tatkala
orang-orang musyrik mengetahui bahwa tipu muslihatnya itu tidak membawa hasil
apa-apa, bahwa mereka semalaman hanya mengawasi Ali Bin Abu Thalib, bukannya
Muhammad Bin Abdullah, maka kemarahan mereka semakin memuncak. Lalu mereka
mengutus orang-orangnya ke segala penjuru. Mereka menyediakan hadiah yang besar
bagi orang yang dapat menangkap Muhammad atau menunjukan tampat
persembunyiannya. Padahal Rasulullah telah sampai di Gua Tsur sewaktu mereka
mencarinya. Seandainya seorang dari mereka mau melihat ke dalam gua dari arah
bawah, niscaya ia akan melihat orang yang mereka cari. Hal ini membuat Abu
Bakar menangis karena khawatir akan diketahui mereka. Akan tetapi Rasulullah
SAW bersabda kepadanya seraya mengucapkan firmanNya:
ﺎﻨﻌﻣﷲﺍﻥﺇﻥﺰﺤﺗﻻ
“Janganlah engkau bersedih hati karena
sesungguhnya Allah beserta kita”. (Qs. At-Taubah:40)
Allah
memalingkan pandangan mata mereka. Sehingga tidak ada seorangpun dari mereka
yang memandang ke arah gua. Akhirnya musuh bebuyutan Rasulullah SAW, yaitu
Umayyah Ibnu Khalaf, memustahilkan orang yang dicarinya itu bersembunyi di
dalam gua tersebut. Rasulullah SAW dan sahabat Abu Bakar tinggal di dalam gua
Tsur selama 3 malam hingga pencarian mereka berhenti.
Abdullah
Ibnu Abu Bakar, anak sahabat Abu Bakar, sebelum peristiwa tersebut biasa
menginap di tempat yang berdekatan dengan orang-orang Quraisy. Dia adalah
seorang pemuda terdidik dan berpengalaman. Bila malam hari hampir habis, yaitu
pada waktu sahur, ia meninggalkan Rasulullah SAW dan sahabat Abu Bakar.
Kemudian pada pagi harinya ia menampakan dirinya di mata orang-orang Quraisy
sehingga mereka menduga bahwa dia bermalam bersama mereka. Ia selalu mengintai
gerak-gerik orang Quraisy dan menyadap semua rencana orang Quraisy. Kemudian ia
berangkat menuju tempat Rasulullah SAW dan sahabat Abu Bakar berada bila malam
telah pekat untuk menyampaikan berita yang telah diperolehnya itu.
Selain
itu, Amir Ibnu Fuhairah selalu berangkat menuju ke arah tempat Rasulullah SAW
dan sahabat Abu Bakar berada dengan membawa domba-domba gembalanya. Apabila
Abdullah Ibnu Abu Bakar berangkat meninggalkan Rasulullah SAW dan sahabat Abu
Bakar, lalu Amir mengikuti jejak Abdullah bersama domba gembalanya supaya jejak
Abdullah terhapus oleh jejak domba.
Setelah
pencarian orang-orang Quraisy berhenti, Rasulullah saw dan sahabat Abu Bakar
keluar dari gua. Hal itu terjadi lewat 3 malam. Lalu keduanya menemui petunjuk
jalan yang membawa hewan kendaraan mereka berdua. Pada waktu itu petunjuk jalan
telah siap untuk melakukan tugas sesuai dengan perjanjian semula. Kemudian
Rasulullah saw dan sahabat Abu Bakar beserta penunjuk jalan berhenti meniti
daerah pantai.Akan tetapi, di tengah jalan mereka disusul Suraqah Ibnu Malik al
Mudlaji yang sedang memburu mereka.
Sebelumnya
Suraqah telah didatangi utusan dari orang-orang musyrik kabilah Quraisy. Utusan
itu mengatakan bahwa orang-orang Quraisy telah menyediakan hadiah sebesar
tebusan jiwa Rasulullah dan Abu Bakar bagi siapa saja yang dapat membunuh atau
menangkap mereka berdua. Ketika itu Suraqah sedang duduk-duduk di majelis
kaumnya, yaitu Bani Mudlaj. Tiba-tiba datanglah sesorang dari Bani Mudlaj yang
langsung berdiri di hadapan mereka yang sedang duduk-duduk. Ia berkata,”Hai
Suraqah, sesungguhnya aku tadi telah melihat titik hitam di daerah pantai. Aku
yakin bahwa titik hitam tersebut Muhammad dan sahabatnya”.
Setelah
diam sesaat diantara kaumnya , Suraqah bangkit, lau is menagih
kudanya dan langsung memacu kudanya ke arah pantai sehingga ia dekat dengan
Rasulullah dan sahabatnya, Abu Bakar. Akan tetapi tatkala ia mendekat, ternyata
kaki depan kudanya terperosok hingga ia terjatuh. Ia menaiki kembali mengejar
Rasulullah saw hingga ia sempat mendengarkan bacaan Al-Qur’an Rasulullah saw.
Rasulullah saw tidak pernah menengok kebelakang, tetapi sahabat Abu Bakar
sering menengok kebelakang. Kaki depan kuda Suraqah masuk ke dalam pasir hingga
batas lututnya, Suraqah terjungkal jatuh. Lalu ia kembali menghardik kudanya
supaya bangkit, tetapi ketika kaki depan kudanya hendak tercabut dari pasir,
tiba-tiba keluarlah dari dalamnya debu yang pekat sekali hingga membumbung ke
langit. Debu tampak bagaikan asap. Kini mengertilah Suraqah bahwa pekerjaanya
itu sia-sia belaka, bahkan kini perasaan takut merayap kedalamnya dirinya.
Segera ia berseru meminta perlindungan Rasulullah saw dan sahabat Abu Bakar.
Mereka menghentikan kendarannya hingga Suraqah datang kepada mereka. Suraqah
merasa yakin bahwa perkara yang dibawa oleh Rasulullah ini pasti akan mengalami
kemenangan. Lalu Suraqah menawarkan bekal dan harta bendanya kepada mereka
berdua, tetapi keduanya tidak mau mengambil sesuatu apapun daripadanya, bahkan
mereka berdua berkata, “Sekarang pergilah engkau dari kami.”Tetapi sebelum
Suraqah pergi,terlebih dahulu ia meminta surat jaminan keamanan dari dirinya.
Maka Rasulullah saw memerintahkan Abu Bakar untuk menuliskannya. Dengan
demikian, selesailah peristiwa tersebut yang menandakan besarnya perhatiann
Allah terhadap Rasul-Nya.
Sejak
penduduk Madinah mendengar berita tentang keluarnya Rasulullah saw dari Mekkah
untuk bergabung dengan mereka, mereka selalu keluar menuju ke daerah Harrah,
yaitu suatu daerah yang penuh dengan batu hitam. Bila sudah tengah malam mereka
kembali ke rumah masing-masing. Pada suatu hari, mereka pulang ke rumah
masing-masing. Tatkala mereka baru sampai,kerumah masing-masing tiba-tiba
seorang Yahudi yang pada saat itu sedang menaiki sebuah bukit karena ingin
melihat kedatangan Rasullullah saw dan sahabatnya dari kejahuan, terkadang
tampak dan terkadang tidak karena tertutup oleh fatamorgana. Kemudian orang
Yahudi itu berseru sekuat suaranya, “Hai orang Arab semuanya, keberuntungan
kalian yang sedang kalian tunggu-tunggu telah datang.” Mereka
bergegas mengambil senjata masing-masing, lalu berangkat ke daerah Harrah
menyambut kedatangan Rasulullah saw.
B. Singgah
di Quba’
Perjalanan Nabi Muhammad
SAW dari mekkah menuju Madinah tidak mengalami hambatan. Sebelum sampai di
Madinah, beliau singgah disuatu desa yang bernama Quba. Di Quba inilah, Ali
Ibnu Abi Thalib bertemu dengan beliau. Ali menyusul rasulullah setelah dia
menyelasaikan tugas-tugasnya di mekkah. Di desa inilah, Rasulullah mendirikan
sebuah masjid yang sampai sekarang dikenal dengan nama masjid Quba. Masjid ini
merupakan masjid yang pertama kali didirikan rasulullah. Beliau menetap di Quba
selama 4 hari.
A. Penyambutan
Penduduk Madinah
Rasulullah
melanjutkan perjalannya dan tiba di madinah pada tanggal 12 rabiul awal, tahun
ke 13 dari kenabiannya atau bulan september tahun 622 M. Nabi Muhammad SAW
melaksanakan hijrahnya pada umur yang ke 53 tahun. Dalam parjalanan itu, beliau
mendapat sambutan yang luar biasa. Kaum muslimin tua muda, besar
kecil bersuka ria menyambut kedatangan rasulullah mereka menyanyikan nyanyian
hadrah untuk menyambutnya yang sampai sekarang masih terkenal
ﻉﺍﺩﻮﻟﺍﺕﺎﻴﻨﺛﻦﻣ ≈ ﺎﻨﻴﻠﻋﺭﺪﺒﻟﻊﻠﻁ
ﻉﺍﺩﷲﺎﻋﺩﺎﻣ ≈
ﺎﻨﺒﻠﻋﺮﮑﺸﻟﺍﺐﺟﻭ
ﻉﺎﻄﻤﻟﺍﺮﻣﻻﺎﺑﺖﺌﺟ
≈ ﻨﻴﻓﺙﻮﻌﺒﻤﻟﺍﺎﻬﻳﺍ
Artinya : “Telah terbit bulan purnama bagi
kita dari celah-celah Bukit Wadai. Kita wajib bersyukur kepada yang diseru oleh
pembawa seruan ke jalan Allah. Wahai orang yang diutus kepada kami engkau telah
membawa perintah yang harus diikuti.”
Ketika perjalanan Rasulullah sampai di desa
Bani Salim bin Auf, kebetulan hari hari Jumat, rasulullah melaksanakan shalat
Jumat yang pertama kali di sana. Sewaktu Rasulullah memasuki kota
Madinah, setiap rumah yang dilewatinya selalu mengharapkan agar beliau
bersedia tinggal di rumahnya. Namun, Nabi Muhammad memilih tinggal di tempat
untanya berhenti, yaitu di depan rumah Abu Ayyub Al Anshari, beliau akhirnya
membeli tanah itu kemudian mendirikan rumah yang tak lain merupakan cikal bakal
Masjid Nabawi.
B. Darun
Nudwah ( majelis permusyawaratan orang Quraisy)
Di
majelis ini mereka melakukan perencanaan dan upaya menghadapi rasulullah dan
kaum muslimin. Apalagi setelah mendengar dukungan kaum ansor terhadap
rasulullah dengan melakukan bai’at dengan rasulullah. Para pemimpin dan
panglima Quraisy berkumpul di Darun Nadwa untuk mencari cara terbaik dalam
menghadapi Rasulullah serta pendukung Islam yang semakin menguat.
Lalu
seseorang dari mereka berkata, “ kita usir saja Muhammad dari tempat kita ini
sehingga tidak lagi membuat kita repot.” Tetapi merka menolak usul tersebut
mengingat bahwa jika dia keluar, niscahya banyak orang yang mengikutinya sebab
mereka pasti tertarik oleh kehalusan tutur katanya dan kefasehan bahasanya.
Seseorang lainnya mengatakan,” bagaimana kalau kita pasung dia seperti apa yang
telah kita lakukan terhadap para penyair sebelumnya hingga dia menemui nasib
yang sama seperti mereka, yaitu mati dalam pasungan? usul ini pun mereka tolak
sebab lama kelamaan pasti beritanya akan sampai ketelinga para penolongnya.”
Kita semua telah mengetahui sikap orang-orang yang memasuki agamanya, mereka
lebih mengutamakan Muhammad dari pada orang-orang tua dan anak-anak mereka sendiri
jika mereka mendengar hal tersebut, pasti mereka akan datang membebaskannya
dari tangan kita, dan tak dapat dielakkan lagi hal ini pasti akan menimbulkan
peperangan. Hal tersebut jelas tidak kita inginkan. Akhirnya orang yang paling
jahat di antara mereka mengatakan ,” tidak, lebih baik kita bunuh saja dia
untuk mencegah saudara-saudara ayahnya melakukan pembalasan, kita ambil seorang
pemuda yang kuat dari setiap kabillah. Kemudian mereka kita suruh mengepung
rumahnya apabila ia keluar, mereka semua harus memukulnya secara
bebarengan dengan demikian darahnya terbagi-bagi diantara setiap kabillah.
Niscahya Bani Abdi Manaf tidak akan mampu melawan kabillah Quraisy secara
keseluruhan, bahakan dapat dipastikan mereka akan rela hanya dengan menerima
baiat.” Akahirnya mereka, menyetujui pendapat ini, demikianlah tipu muslihat
mereka. Akan tetapi mereka tidak menyadari bahwa kehendak Allah berada di atas
semua kehendak sebagaimana yang diungkapkan-nya melalui firman berikut ini:
ﻦﻳﺮﻛﺎﻣﺍﺍﺮﻴﺧﷲﺍﻭﷲﺍﺮﻜﻣﻭﺍﻭﺭﻜﻣﻭ
“Orang-orang
kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah
Pembalas tipu daya yang sebaik-baiknya” (Qs. Ali Imran:54)
Kemudian Allah SWT memberitahukan kepada
Nabi-Nya tentang rencana rahasia mereka terhadapnya. Allah memerintah Nabi
Muhammad SAW untuk segera berangkat ke Madinah.
C.
Pembinaan Masyarakat Madinah antara Anshar,
Muhajirin, dan kaum Yahudi.
Setelah
Rasulullah berada di Madinah, beliau segera mengambil langkah-langkah untuk
membina masyarakatbaru di Madinah, yaitu masyarakat Islam. Beliau mangadakan
musyawarah dengan para sahabat, mambicarakan usaha apa atau upaya yang akan
dilakukan untuk membina masyarakat Islam yang berdasarkan persatuan dan
keadilan.
Dalam
rangka membina masyarakat Islam itu Rasulullah telah melakukan beberapa usaha
yang merupakan modal untuk pembinaan. Selanjutnya usaha-usaha yang dilakukan
oleh Rasulullah:
1.
Mendirikan masjid, hal ini merupakan usaha
pertama yang sangat penting dalam pembinaan masyarakat yaitu sebagai tempat
beribadah kepada Allah, tempat Rasulullah manyampaikan ajaran-ajaran beliau
dari wahyu Allah yang baru diterima. Masjid ini juga tempat para sahabat
bermusyawarah atau menanyakan suatu masalah kepada Rasululah dan juga berfungsi
sebagai tempat menerima tamu dari negeri lain.
2.
Mempersaudarakan antara kaum muslimin
dengan penduduk asli Madinah (terdiridari Kabilah Al-Auf dan Al Khazrai) dengan
kaum muslimin yang pindah dari Mekkah ke Madinah.
Dasar persaudaraan yang
dibangun oleh Nabi Muhammad SAW adalah Wahdatul Islamiyah (persaudaraan dan
persatuan yang didasarkan kepada agama Islam) untuk menggantikan Wahdatul
Qaumiyyah (persaudaraan dan persatuan yang didasarkan pada kesamaan suku).
Untuk mencapai maksud ini Nabi SAW mengajak setiap kaum muslimin mengangkat
sehingga menjadi 2 bersaudara. Nabi sendiri bersaudara dengan Ali bin Abi
Thalib. Pamannya yaitu Hamzah bersaudara dengan Zaid bekas budaknya. Abu Bakar
bersaudara dengan Kharja bin Zaid, Umar bin Khatab bersaudara dengan Itban bin
Malik Al-Khazrajiy. Demikian juga semua kaum muhajirin dipersaudarakan dengan
salah seorang muslim dari kalangan Anshar. Dengan demikian persaudaraan dan
hubungan antara kaum Muhajirin dan kaum muslim dari kalangan Anshar menjadi
kuat adanya. Mereka menjadi satu bagian denagn bagian lainnya saling menguatkan.
Dengan demikian, maka kaum Muhajirin yang bertahun-tahun terpisah dengan
saudara-saudara dan kampung halamannya, merasa tentram dan aman menjalankan
syariat agamanya. Di tempat yang baru itu, sebgaian dari mereka ada yang hidup
berniaga dan ada pula yang berani, mengerjakan tanah kaum Anshar.
Dengan megadakan
persaudaraan seperti itu berarti Rasulullah telah menciptakan suatu persatuan
antar keluarga yang berdasarkan agama sebagai pengganti persaudaraan yang
berdasarkan keturunan dan kesukuan.
3.
Membuat perjanjian bantu-mambantu antara
kaum muslim dengan golongan non-muslim.
Setelah Rasulullah
berhijrah ke Madinah, pendudk Madinah dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
a)
Kaum Muslim (Anshar dan Muhajjirin)
b)
Kaum Yahudi (Banu Quraizhah, Banu Nadir dan
Bani Qainuqa)
c)
Bangsa Arab yang belum menganut Islam
Rasulullah
membuat suatu perjanjian antara kaum muslimin dan golonagan lainnya dengan
maksud hendak menciptakan suasana bantu membantu dan sifat toleransi antara
golongan-golongan tersebut.
Adapun
keringkasan dari perjanjian tersebut adalah sebagai berikut:
a) Tiap
golongan memiliki kebebasan dalam beragama dan politik.
b)
Tiap golongan bebas melaksanakan ajaran
agamanya masing-masing.
c)
Seluruh penduduk Madinah, baik kaum muslim
maupun Yahudi, harus bantu-membantu dalam bidang moril dan materil. Mereka
dengan bahu-membahu harus menangkis serangan terhadap kota Madinah.
d)
Dalam segala hal Rasulullah adalah pemimpin
teratas bagi seluruh penduduk Madinah kepada beliaulah dibawa segala perkara
dan perselisihan yang besar untuk diselesikan.
Demikianlah
isi perjanjian antara kaum muslimin dengan orang-orang yahudi. Dengan
perjanjian ini, hubungan kedua kelompok tersebut berjalan dengan baik.
Akan
tetapi, keadaan tersebut tidak berlangsung lama. Kira-kira setahun umur
perjanjian itu, kaum Yahudi dari suku Qainuqa melanggar dan mengingkarinya.
Bahkan mereka merencanakan untuk membunuh Nabi. Oleh sebab itu sesudah perang
Badr mereka diusir dari bumi Madinah oleh Nabi SAW.
Demikianlah,
perjanjian politik yang dibuat oleh Nabi Muhammad sejak 13 abad yang silam,
ternyata telah menjamin kemerdekaan beragama dan berpikir serta hak-hak
kehormatan jiwa dan harata golongan bukan Islam. Perjanjian yang dibuat oleh
Rasulullah SAW ini merupakan peristiwa baru dalam dunia politik dan peradaban,
sebab saat itu di berbagai pelosok bumi masih berlaku perkosaan dan perampasan
hak-hak asasi manusia.
Disebabkan
perjanjian yang dibuat oleh Nabi Muhammad SAW denagn kaum Yahudi dan
perjanjian-perjanjian lain yang dibuatnya dengan kaum Yahudi Bani Quraizhah, maka
kota Madinah menjadi kota suci “Maidatul Haram” dalam arti kata yang
sebenar-benarnya. Sebab setiap per penduduk mempunyai tanggung jawab dan
kewajiban bersama untuk menyelenggarakan keamanan dan guna membela serta
mempertahankan negara dari serangan musuh dari manapun datangnya.
4.
Membuat aturan-aturan dan
ketentuan-ketentuan baru di bidang politik, ekonomi, dan sosial.
Walaupun Nabi dan para
sahabatnya telah berhijrah ke Madinah, ternyata kafir Quraisy masih terus
mengganggu kaum muslimin. Sanak keluarga dan harta benda kaum muslimin yang
ditinggalkan di Mekah terus saja diganggu, dieampas, dirongrong, dan di aniyaya
oleh kaum musyrikin Quraisy.
Dalam saat seperti itu
turunlah ayat yang mengizinkan Nabi dan kaum muslimin untuk berjihad dan
berperang guna membela diri dari kejahatan dan kezaliman musuh-musuh islam.
Beberapa peperangan yang terjadi setelah hijrah antara lain:
a)
Perang Badar
Perang Badar terjadi pada
tanggal 17 bulan Ramadhan tahun kedua hijrah bertepatan dengan tahun 624
Masehi. Peperangan ini disebut dengan Badar karena perang ini terjadi di dekat
sebuah sumur kepunyaan seseorang yang bernama Badar, yaitu suatu tempat yang
terletak di antara kota Mekah dan Madinah.
Sebab-sebab terjadinya
perang Badar antara lain:
·
Adanya rasa dendam yang mendalam dari kaum
Quraisy karena islam semakin berkembang dan berusaha menyerang kaum muslim di
Madinah.
·
Kaum Quraisy melarang kaum muslimin untuk
berziarah ke Mekkah.
·
Kaum Muslimin menghalangi kaum Quraisy
untuk berdagang ke Syam melalui kota Madinah.
Awal
kejadiannya ialah ketika kafilah perdagangan Quraisy yang dipimpin oleh Abu
Sofyan bin Harb melintasi kota Madinah, Rasulullah menyuruh untuk menghentikan
di pertengahan jalan karena harta yang dibawanya kebanyakan adalah harta
rampasan dari kaum Muslimin ketika mereka hijrah ke Madinah.
Pasukan
Islam segera disusun dengan kekuatan 315 orang yang terdiri dari 210 golongan
Anshor dan selebihnya dari golongan Muhajjirin. Bendera pasukan dipegang oleh
Mus’ab bin Umair, dan peperangan ini dipimpin oleh Rasulullah. Setelah Abu
Sofyan mendengar bahwa Rasulullah telah menyiagakan pasukan, ia langsung pulang
ke Mekkah untuk melaporkan hal itu pada tokoh-tokoh Quraisy. Mereka segera
menyusun pasukan dengan kekuatan 1000 orang.
Rasulullah
menyebarkan regu pengintai untuk menyelidiki kafilah perdagangan kafir Quraisy.
Ternyata pasukan kafir Quraisy telah mangawal kafilah menuju Badar. Setelah
Rasulullah mengadakan musyawarah dengan Muhajirin dan Anshar, akhirnya
mengambil keputusan supaya pasukan islam mencegat kafilah Quraisy di Badar.
Mereka mendirikan kemah dekat sumber air untuk mempermudahkan menyiapkan
perbekalan. Setelah Abu Sofyan mengetahui pasukan islam telah siaga di Badar
maka ia membawa kafilahnya kembali ke Mekkah dan melanjutkan perjalanan
menggunakan jalan lain. Lain halnya Abu Jahal dan pasukan Quraisy yang lain,
mereka meneruskan perjalanan dan bertemu dengan pasukan Islam di Badar.
Sebelum
terjadi perang secara massal, terlebih dahulu diawali dengan perang tanding
satu lawan satu. Pasukan islam diwakili oleh Hamzah bin Abdul Muthalib dan
dapat mengalahkan Al Aswad bin Abdul Asad wakil dari pasukan kafir Quraisy.
Setelah itu tiga lawan tiga. Dari pasukan Islam diwakili oleh Hamzah, Ali bin
Abi Thalib, dan Ubaid bin Al Haris yang dapat mengalahkan wakil dari pasukan
kaum Quraisy yaitu Utbah bin Rabi’ah, Syaibah dan Al Walid. Kemudian pasukan
kafir Quraisy menyerbu pasukan islam dan peperangan dimenangkan oleh kaum
Muslimin.
Dalam
peperangan ini sebanyak 70 orang kaum Quraisy mati terbunuh diantaranya Abu
Jahal, dan 70 orang lainnya tertawan. Sedangkan dari pasukan Islam sebanyak 14
orang gugur sebagai syuhada. Dengan kemenangan Islam dalam perang Badar ini
orang Quraisy tidak lagi menganggap enteng terhadap kekuatan kaum muslimin, dan
kaum muslimin makin bertambah keyakinannya terhadap kekuasaan Allah SWT telah
memberi pertolongan yang besar kapada kaum Muslimin pada perang Badar, seperti
yang ada dalam firmannya, yaitu:
ﺔﻟﺫﺍﻢﺘﻧﺍﻕﺭﺪﺒﺑﷲﺍﻢﮐﺮﺼﻧﺪﻘﻟﻭ
”Sesungguhnya
Allah telah menolongmu pada peperangan Badar padahal kamu dewasa itu tidak
berdaya.” (Qs. Ali Imron:163)
b)
2. Perang Uhud
Perang Badar telah
menyebabkan tewasnya sejumlah tokoh kaum kafir Quraisy dan jalan perdagangan
yang melewati Madinah menjadi tertutup. Hal ini menyebabkan orang Quraisy makin
dendan terhadap kaum Muslim dan mereka mengharap terhadap Abu Sofyan bin Harb
untuk menebus kekalahan dan mereka membuka kembali jalur perdagangan. Pada
tahun ketiga hijrah bertepatan dengan 625 Masehi mereka menyiagakan pasukan
sebanyak 3000 orang yang terdiri dari orang-orang Quraisy, Arab Tihamah,
Kinanah, Bani Al Haris, Bani Al Harun dan Bani Al Mushthaliq.
Menghadapi persiapan kaum
Quraisy ini, Rasulullah mengadakan musyawarah. Dalam musyawarah ini sebagian
berpendapat musuh cukup dihadapi di Madinah, dan sebagian lagi mengusulkan di
hadapi di luar kota. Akhirnya disepakati musuh dihadapi di luar kota.
Pasukan Islam yang
berkekuatan 1000 orang berangkat dari Madinah. Di tengah jalan pasukan di hasut
oleh Abdullah bin Ubay, seorang tokoh munafik dan akhirnya pasukan Islam hanya
tinggal 700 orang. Setelah sampai di Uhud, Rasulullah mengatur siasat perang.
Pasukan pemanah sebanyak 50 orang dipimpin oleh Abdullah bin
Jabir ditempatkan di atas bukit untuk memantau musuh. Rasulullah
berpesan agar pasukan pemanah tidak berpindah tempat hingga perang usai.
Sedangkan pasukan yang lain disiagakan di bawah bukit Uhud.
Pasukan Quraisy di bagi
menjadi 3, yaitu pasukan di sebelah kanan dipimpin oleh Khalid bin Al Walid,
pasukan sebelah kiri dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahal, dan pasukan lainnya
dipimpin oleh Sofwan bin Umayah.
Sebelum berperang secara
besar-besaran, berlangsung terlebih dahulu diadakan perang tanding. Dari
pasukan Islam diwakili oleh Ali bin Abi Thalib dan dapat mengalahkan Thalhah
bin Abu Thalhah pemegang bendera Quraisy. Bendera Quraisy berpindah ke Usman
bin Thalhah dan dapat dirobohkan oleh Hamzah bin Abdul Muthalib. Bendera llalu
berpindah ke tangan ank-anak Thalhah tetapi dapat dipatahkan satu persatu, dan
mulailah berkecamuk perang dengan dahsyatnya. Kedua pasukan saling mengerahkan
seluruh kekuatannya. Wanita-wanita Quraisy ikut serta membantu perang dengan
memberikan semangat kepada pasukannya, tetapi setelah meluhat banyak korban
yang jatuh mereka menjadi takut dan lari menyelamatkan diri.
Pasukan Islam yang berada
di bawah bukit segera mengumpulkan harta rampasan perang, diikuti oleh pasukan
pemanah yang berada di atas bukit. Pasukan Quraisy yang berada di sebelah kanan
yang dipimpin Khalid segera mengambil alih kedudukan di atas bukit dan mulai
menyerang pasukan Islam dari atas. Dan pasukan Quraisy yang berada di bawah
segera bangkit kembali untuk mengadakan serangan. Sehingga pasukan Islam
terjepit.
Di tengah-tengah perang
sedang berkecamuk terdengar seruan Rasulullah telah terbunuh. Seketika itu
pasukan Islam menjadi panik dan hilang semangat. Tiba-tiba terlihat Ubai bin
Khalaf dari pasukan Quraisy dengan pedang terhunus sedang mencoba untuk
membunuh Rasulullah, tetapi gagal dan bahkan Rasulullah yang berhasil untuk
membunuhnya. Dalam sejarah Islam, dialah orang yang pertama kali dan untuk
terakhir kalinya yang tewas di tangan Rasulullah. Beliau mendapat luka-luka dan
gerahamnya retak karena terkena tombak musuh.
Perang Uhud ini menelan
banyak korban dari kedua belah pihak. Dari pasukan Islam telah gugur 70 orang
sebagai syuhada, termasuk Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah yang
dibunuh oleh Wahsyi lalu dibelah dadanya dan dikeluarkan hatinya lalu dimakan
oleh Hindun. Rasulullah berduka cita yang mendalam melihat para syuhada dan
menyuruh para sahabat untuk menuburkannya di bukit Uhud. Kekalahan pasukan
Islam di perang Uhud ini dikarenakan mereka tidak mematuhi perintah Rasulullah.
c)
3. Perang Khandak / Ahzab
Perang Khandak ini
diawali dengan adanya rasa dendam dari Bani Nadhir yang terusir dari Madinah
lalu menghasut orang-orang Quraisy yang juga dendam karena tokoh-tokoh mereka
banyak yang tewas dalam perang Badar dan perang Uhud. Atas hasutan Bani Nadhir
ini Abu Sufyan menyiapkan pasukan sejumlah 10.000 orang yang terdiri dari
beberapa kabilah yang bergabung dengan kafir Quraisy. Karena terdiri dari
beberapa kabilah, mereka dikatakan “Azhab” yang artinya golongan-golongan.
Dengan kesiapan pasukan
Quraisy ini mendorong Rasulullah untuk mengadakan musyawarah dalam rangka
menghadapi serangan musuh. Dalam musyawarah itu, Salman Al Farisi mengusulkan
agar kaum Muslimin membuat parit / “Khandak” di sekitar kota Madinah. Dengan
demikian musuh sulit untuk memasuki kota ini dan memudahkan pasukan Islam untuk
menghadang mereka. Usul ini diterima oleh Rasulullah dan segera dilaksanakan
penggalian parit di bawah pimpinan Rasulullah sendiri. Beliau selaku pemimpin
ikut serta menggali parit dan mengangkat batu, sehingga dengan demikian para
sahabat menjadi lebih bersemangat. Dalam waktu yang tidak begitu lama terbujur
parit yang membentangi kota Madinah di sebelah utara dan di arah lain adalah
pemukiman penduduk dan perkebunan kurma. Bendera pasukan Islam di bawah oleh
Zaid bin Haritsah daro golongan Muhajirin dan Sa’ad bin Ubadah dari golongan
Anshor.Ketika pasukan Quraisy akan memasuki kota Madinah, mereka terkejut dan
segera mendirikan kemah di dekat parit. Ada beberapa dari pasukan Quraisy yang
mencoba menerobos parit, antara lain Ikrimah bin Abu Jahal yang akhirnya
dihadang oleh Ikrimah bin Abu Thalib dan Ikrimah terbunuh oleh Ali, sedangkan
yang lain menyelamatkan diri. Setelah itu terjadi peperangan dengan saling
melempar panah dan tombak.
Dalam kesempatan ini
seorang tokoh yang disegani oleh kaum Quraisy dari golongan Yahudi bernama
Nu’aim bin Mas’ud yang masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Ia memohon izin
kepada Rasulullah untuk memecah belah musuh. Nu’aim memulai tak-tiknya dengan
menemui ketua Bani Quraizah dan menasehatkan supaya tidak bersekutu dengan
kafir Quraisy. Karena kalau ternyata pasukan Islam yang menang, maka mereka akn
terusir seperti golongan yahudi lain yang sudah terusir dari Madinah. Nu’aim
juga menyarankan agar Bani Quraizah menahan beberapa orang Quraisy sebagai
jaminan.
Setelah Nu’aim menghadap
Bani Nadhir, kemudian menghadap tokoh-tokoh kaum Quraisy dan menyampaikan
kepada mereka tentang rencana Bani Nadhir. Mendengar hal ini, Abu Sufyan segera
menyiapkan pasukan untuk menyerang Rasulullah dan di sini timbul perpecahan
antara kaum Quraisy dengan Bani Quraizah dan mulailah rasa saling tidak
mempercayai.
Taktik yang dilakukan
Nu’aim cukup berhasil untuk melumpuhkan kekuatan musuh dan bersamaan dengan itu
pula kemudian turunlah hujan disertai tiupan angin kencang dan udara yang
sangat dingin. Mereka bertambah takut dan segera lari menyelamatkan diri ke
Mekkah.
ekerja�/34pr�
@w� irencanakan, pikirkan program alternatif lain. Anda bisa kembali
bekerja di perusahaan. Anda dapat bersekolah. Atau Anda dapat mencoba lagi,
tapi kali ini pastikan Anda menghindari kesalahan-kesalahan yang Anda buat
dalam percobaan pertama Anda.CARA MUDAH MEMULAI BISNIS
·
Untuk memulai usaha atau bisnis janganlah menunggu kondisi yang
ideal. Modal yang cukup, lokasi yang strategis, karyawan yang cakap, waktu yang
luang untuk memulai bisnis adalah kondisi yang ideal. Dan untuk mendapatkan
semuanya dalam waktu yang bersamaan tentu butuh pengorbanan yang lebih besar.
·
Tapi bagi yang belum berani untuk mengambil resiko dengan membuka
toko sendiri, ada satu pilihan yang mudah untuk segera memulai usaha, yaitu
dengan sistem KONSINYASI.
·
Dengan sistem konsinyasi kita menitipkan barang dagangan kita ke
toko, kios, atau minimarket / supermarket orang lain. Kita tidak perlu memiliki
toko sendiri dan tidak perlu memiliki karyawan sendiri. Jelas akan menghemat
banyak biaya. Kita hanya perlu menanamkan modal pada barang dagangan dan
investasi waktu plus tenaga untuk menawarkan ke toko orang lain. Barangnyapun
tidak harus buatan sendiri, bisa barang yang kita beli grosiran kemudian kita
titipkan ke beberapa toko.
·
Kesepakatan Konsinyasi bisa fleksibel, untuk toko-toko kecil
seperti kios kami, cukup dilakukan secara kekeluargaan / musyawarah mufakat dan
dengan kesepakatan yang lebih mudah. Berapa barang yang ditaruh, berapa harganya,
kapan mau dicek, kapan dilakukan pembayaran, dan kesepakatan lain dibicarakan
bersama dan setelah deal atau kedua pihak sepakat maka Konsinyasi bisa
dijalankan. Ada baiknya kesepakatan ini dilakukan secara tertulis (dan memang
seharusnya tertulis) meskipun dalam format yang sederhana, sehingga jika ada
perselisihan, sudah ada pedomannya.
·
Untuk menitipkan barang ke perusahaan yang sudah besar (minimarket
atau supermarket) tentu persyaratannya lebih ketat. Pihak supermarket sudah
menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi.
Kegagalan dan Kesuksesan
Saat kita memulai sebuah pekerjaan, tidak mudah mencapai
kesuksesan yang kita inginkan. Seringkali kegagalan mengiringi perjalanan usaha
yang kita bangun. Ada beberapa cara yang bisa kita gunakan sebagai tameng
apabila mengalami kegagalan.
1.
Kegagalan adalah suatu proses pembelajaran. Seyogyanya, reaksi
yang timbul dikala gagal, bukanlah menyalahkan orang - orang lain tetapi adalah
diri sendiri melalui introspeksi. Metode ini, akan menimbulkan :
·
Keinginan yang mendalam untuk mengetahui "mengapa"
kegagalan ini terjadi. Setelah diketahui penyebabnya maka dicari solusi agar
kegagalan ini tidak sampai terjadi lagi. "It is wise to keep in mind that
no success or failure is necessarily final" Anonymous
·
Standard baku sebagai acuan dasar agar dimasa mendatang, kegagalan
bisa diminimalkan atau tidak sampai terjadi lagi. "In order to succeed,
you must first be willing to fail" Anonymous
·
Sukses sebagai hasil dari mau / berani menghadapi kegagalan dengan
analisa / evaluasi dan memperbaikinya. "Success is not permanent. The same
is also true of failure" Dell Crossword
Secara tidak langsung,
kegagalan juga mengajarkan kepada kita bahwa jalur yang dilalui adalah jalur
yang salah. Semua, tergantung kepada diri kita, mau menyerah atau maju terus.
Jika menyerah berarti sampai kapanpun juga yang namanya keberhasilan
"hanya" akan merupakan angan - angan tidak akan pernah ter -
realisirkan. "Yesterday's failures are today's seeds. That must be
diligently planted to be able to abundantly harvest Tomorrow's success"
Anonymous
2.
Kegagalan adalah salah satu langkah menuju kesuksesan. Tanpa
dialaminya kegagalan, seseorang akan sulit untuk menentukan langkah
selanjutnya. Dengan adanya kegagalan, seseorang akan tahu pasti bahwa jalur ini
dibenarkan sedangkan jalur itu tidak dibenarkan (karena telah pernah gagal).
Apakah suatu kegagalan akan selalu berkonotasi negatif atau tidak, sangatlah
ditentukan oleh sikap kita dikala menghadapinya. Jika dihadapi dengan sikap
potitif maka konotasinya akan menjadi positif karena adanya perbaikan dan
begitu pula sebaliknya. "Your failures won't hurt you until you start
blaming them on others" Anonymous.
3.
Kegagalan bukanlah berarti akhir dari segala – galanya. Dengan
dialaminya kegagalan, biasanya akan membuat seseorang semakin dewasa serta
waspada / mawas diri. Setiap langkah atau tindakan akan di "filter"
berkali - kali agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan. "Keep
in mind that neither success nor failure is ever final" Roger Ward BaBson
Kesimpulan :
Kegagalan bukanlah suatu
hal yang ditakuti atau dihindari tetapi harus dihadapi. Melalui kegagalan, akan
diketemukan apa yang namanya sukses. Jangan menyerah dan pasrah, itulah kunci
utama untuk menghadapi kegagalan.
Kesuksesan menunggu Anda
Bagi sebagian orang, berbisnis bisa jadi merupakan suatu hal yang
mustahil. Bukan karena mereka tidak mau, bukan karena mereka tidak ingin, namun
mustahil karena mereka betul-betul berfikir bahwa berbisnis adalah
suatu hal yang mustahil.
Banyak orang bermimpi menjadi orang besar, memiliki banyak harta,
kedudukan, pangkat, jabatan, bahkan bermimpi bisa menjelajahi segala penjuru
dunia kapan pun ia mau. Tetapi hal tersebut hanya sebatas mimpi. Mimpi yang
seakan tak akan pernah terwujud, bahkan sangat-sangat jauh mampu diraih, bukan
karena ia tidak mau, tetapi karena ia berfikir bahwa hal ini hanya sebatas
mimpi.
Siapa yang salah? Apakah salah jika kita memiliki mimpi? Banyak
diantara kita yang membatasi kemampuan diri kita sendiri karena kita
menciptakan dinding-dinding pembatas psikis yang tentu hal tersebut menghambat
perkembangan kemampuan kita secara fisik. Banyak diantara kita yang merasa
tidak PD (Percaya Diri) justru ketika diberi kebebasan untuk berfikir,
bertindak, untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik.
Bisnis adalah bisnis. Bisnis bukanlah sebuah hal yang didapat
karena anda merupakan anak keturunan konglomerat, pengusaha kaya, ataupun
produk turunan lainnya. Anda hanya akan bisa sukses dalam berbisnis,
ketika anda betul-betul mendalami apa yang ada didalamnya, totalitas
didalamnya. Banyak orang sukses kita tahu bahwa mereka sukses dalam
bisnisnya, karena mereka memang tekun, optimis, dan selalu menikmati segala
proses yang ada didalamnya. Sebelum masa kejayaannya, tentu masa-masa sulit
pernah dilaluinya. Segala hambatan, tantangan, bukan dimaknai sebagai sebuah
rintangan, namun justru menjadi pemicu diri kita untuk dapat lulus dari ujian
yang ada.
Hidup adalah putaran roda kehidupan. Jika saat ini kita sedang
berjalan dalam keadaan menanjak, bergembiralah, yakinkan diri anda, bahwa
didepan sana akan ada jalan turunan. Kita terlahir bukan sebagai seorang yang
ahli, namun keahlian kita akan lahir dari kesungguhan kita dalam belajar,
berproses dalam melakukan sesuatu, hingga kita menjadi ahli.
Jennie S. Bev, seorang konsultan, entrepreneur, penulis dan
edukator di San Francisco Bay Area, dan juga merupakan salah seorang warga
Indonesia yang "sukses" berkompetisi
pada iklim ketat Amerika, beliau mengedepankan Sepuluh (10) Kepribadian Orang Sukses (baik
dari segi keuangan dan prestasi) yang berdasarkan pada komunikasi dan
pergaulannya dengan para billionaire dan
beberapa pengusaha sukses lainnya.
1.
Keberanian untuk berinisiatif.
2.
Tepat waktu.
3.
Tenang melayani dan memberi.
4.
Membuka diri terlebih dahulu.
5.
Senang bekerja sama dan membina hubungan baik.
6.
Senang mempelajari hal-hal baru.
7.
Jarang mengeluh, profesionalisme adalah yang paling utama.
8.
Berani menanggung resiko.
9.
Tidak menunjukkan kekhawatiran (berpikir positif setiap saat).
10.
"Comfortable in
their own skin" Menutup-nutupi sesuatu maupun supaya tampak
"lebih" dari lawan bicaranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar