TUGAS SEJARAH PEMINATAN
PERISTIWA SEJARAH
Nama : Rizka
Rizkia
Kelas : X
IIS 2
No. : 28
SMA NEGERI 1 COMAL
TAHUN PELAJARAN
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.
Harapan saya,
semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca.
laporan ini saya
akui masih banyak kekurangan, karena kurang nya pengalaman yang saya miliki.
Oleh kerena itu, saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
PERTEMPURAN MEDAN AREA
A. Pendahuluan
Pada tanggal 9 november 1945, Pasukan Sekutu memasuki Kota Medan dibawah pimpin Brigadir Jenderal Ted Kelly diikuti pasukan NICA, yang didahului oleh pasukan komando pimpinan Kapten Westerling. Brigadir ini menyatakan kepada pemerintah RI akan melaksanakan tugas kemanusiaan, mengevakuasi tawanan dari beberapa kamp di luar Kota Medan. Dengan dalih menjaga keamanan, para bekas tawanan diaktifkan kembali dan dipersenjatai.
Pada tanggal 9 november 1945, Pasukan Sekutu memasuki Kota Medan dibawah pimpin Brigadir Jenderal Ted Kelly diikuti pasukan NICA, yang didahului oleh pasukan komando pimpinan Kapten Westerling. Brigadir ini menyatakan kepada pemerintah RI akan melaksanakan tugas kemanusiaan, mengevakuasi tawanan dari beberapa kamp di luar Kota Medan. Dengan dalih menjaga keamanan, para bekas tawanan diaktifkan kembali dan dipersenjatai.
Latar
belakang pertempuran medan area, antara lain :
1. Bekas
tawanan yang menjadi arogan dan sewenang-wenang.
2. Ulah seorang penghuni hotel yang merampas dan menginjak-injak
2. Ulah seorang penghuni hotel yang merampas dan menginjak-injak
Lencana merah putih.
3. Pemberian batas daerah Medan secara sepihak oleh Sekutu dengan memasang papan pembatas yang bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area (Batas Resmi Medan Area)” di sudut-sudut pinggiran Kota Medan.
Pada tanggal 18 Oktober 1945 Sekutu mengeluarkan ultimatum yang isinya :
1)
melarang rakyat membawa senjata
2)
semua senjata harus diserahkan kepada pasukan Sekutu
Karena ultimatumnya tidak dihiraukan oleh rakyat
Medan, Pasukan Sekutu mengerahkan kekuatannya untuk menggempur kota Medan dan
sekitarnya. Serangan Sekutu ini dihadapi dengan gagah berani oleh pejuang RI dibawah
koordinasi kolonel Ahmad Tahir.
B. Isi
Proses Terjadinya Pertempuran Medan Area :
Pada tanggal 24 Agustus 1945, antara pemerintah
Kerajaan Inggris dan Kerajaan Belanda tercapai suatu persetujuan yang terkenal
dengan nama civil Affairs Agreement. Dalam persetujuan ini disebutkan bahwa
panglima tentara pendudukan Inggris di Indonesia akan memegang kekuasaan atas
nama pemerintah Belanda.
Dalam
melaksanakan hal-hal yang berkenaan dengan pemerintah sipil, pelaksanaannya
diselenggarakan oleh NICA dibawah tanggungjawab komando Inggris. Kekuasaan itu
kelak di kemudian hari akan dikembalikan kepada Belanda. Inggris dan Belanda
membangun rencana untuk memasuki berbagai kota strategis di Indonesia yang baru
saja merdeka. Salah satu kota yang akan didatangi Inggris dengan
“menyelundupkan” NICA Belanda adalah Medan.
Sementara
pada tanggal 27 Agustus 1945 rakyat Medan baru mendengar berita proklamasi yang
dibawa oleh Mr. Teuku Moh Hassan sebagai Gubernur Sumatera. Mengggapi berita
proklamasi para pemuda dibawah pimpinan Achmad lahir membentuk barisan Pemuda
Indonesia. Pada tanggal 9 Oktober 1945 rencana dalam Civil Affairs Agreement
benar-benar dilaksanakan.
Tentara NICA yang telah dipersiapkan untuk mengambil
alih pemerintahan ikut membonceng pasukan Inggris itu. Mereka menduduki
beberapa hotel di Medan. Pasukan Inggris bertugas untuk membebaskan tentara
Belanda yang ditawan Jepang. Para tawanan dari daerah Rantau Prapat, Pematang
Siantar, dan Brastagi dikirim ke Medan atas persetujuan Gubernur Moh. Hasan.
Ternyata kelompok tawanan itu dibentuk menjadi “Medan Batalyon KNIL”, dan
bersikap congkak.
Para pemuda dipelopori oleh Achmad Tahir, seorang
mantan perwira Tentara Sukarela (Giyugun) membentuk Barisan Pemuda Indonesia.
Mereka mengambil alih gedung-gedung pemerintahan dan merebut senjata dari
tangan tentara Jepang. Kemudian pada tanggal 10 Oktober 1945 dibentuklah TKR
(Tentara Keamanan Rakyat) Sumatera Timur. Anggotanya para pemuda bekas Giyugun
dan Heiho Sumatera Timur yang dipimpin oleh Ahmad Tahir.
Pada tanggal 13 Oktober 1945 terjadi insiden di sebuah
hotel di Jalan Bali, Medan. Seorang anggota NICA menginjak-injak bendera merah
putih yang dirampas dari seorang pemuda. Pemuda-pemuda Indonesia marah. Hotel
tersebut dikepung dan diserang oleh para pemuda dan TRI (Tentara Republik
Indonesia). Terjadilah pertempuran. Dalam peristiwa itu banyak orang Belanda
terluka. Peperangan pun menjalar ke Pematang Siantar dan Brastagi.
Pada tanggal
1 Desember 1945, pihak Sekutu memasang papan-papan yang bertuliskan Fixed
Boundaries Medan Area di berbagai sudut kota Medan. Dengan cara itu, Inggris menetapkan secara sepihak
batas-batas kekuasaan mereka. Sejak saat itulah Medan Area menjadi
terkenal. Jenderal T.E.D Kelly
kembali mengancam para pemuda agar menyerahkan senjata. Siapa yang melanggar
akan ditembak mati.
Hal ini
jelas menimbulkan reaksi para pemuda dan TKR untuk melawan kekuatan asing yang
mencoba berkuasa kembali. Pada tanggal 10 Agustus 1946 di Tebingtinggi diadakan
pertemuan antara komandan-komandan pasukan yang berjuang di Medan Area.
Pertemuan tersebut memutuskan dibentuknya satu komando yang bernama Komando
Resimen Laskar Rakyat Medan Area. Komando
resimen itu terdiri atas empat sektor, dan tiap sektor terdiri dari empat
subsektor. Tiap-tiap sektor berkekuatan satu batalyon. Markas komando resimen
berkedudukan di sudi mengerti, Trepes. Di bawah komando itulah mereka
meneruskan perjuangan di Medan Area.
Komanda ini
terus mengadakan serangan terhadap Sekutu diwilayah Medan. Hampir di seluruh
wilayah Sumatera terjadi perlawanan rakayat terhadap Jepang, Sekutu, dan
Belanda. Pertempuran itu terjadi, antara lian di Pandang, Bukit tinggi dan
Aceh.
Dalam waktu
3 minggu Komando Medan Area (KMA) mengadakan konsolidasi, disusun rencana
serangan baru terhadap Kota Medan. Kekuatannya sekitar 5 batalyon dengan
pembagian sasaran yang tepat. Hari "H" ditentukan 15 Februari 1947
pukul 06.00 WIB. Untuk masing-masing sektor telah ditentukan Komandannya yakni
pertempuran di front Medan Barat dipimpin oleh Mayor Hasan Achmad dari Resimen
Istimewa Medan Area atau RIMA.
Pertempuran
di front Medan Area Selatan dipimpin oleh Mayor Martinus Lubis dan pertempuran
di front Koridor Medan Belawan berasal dari pasukan Yahya Hasan dan Letnan Muda
Amir Yahya dari Kompi II Batalyion III RIMA.
Sayang
karena kesalahan komunikasi serangan ini tidak dilakukan secara serentak, tapi
walaupun demikian serangan umum ini berhasil membuat Belanda kalang kabut
sepanjang malam. Karena tidak memiliki senjata berat, jalannya pertempuran
tidak berubah. Menjelang Subuh, pasukan kita mundur ke Mariendal.
Serangan umum 15 Februari 1947 ini merupakan serangan besar terakhir
yang dilancarkan oleh pejuang-pejuang di Medan Area.
C.
Penutup
Kesimpulan
:
Pertempuran
di Medan Area merupakan perlawanan yang paling sengit dan panjang di Sumatera
Timur, yang berlangsung hampir 2 tahun. Peristiwa
Medan Area bermula dari kedatangan tentara Inggris (Sekutu) yang membonceng
NICA dengan tujuan meninjau tawanan perang Jepang, namun kemudian beralih untuk
membebaskan tawanan. Selanjutnya tentara sekutu juga membangun kekuatan
untuk mengembalikan kekuasaannya yang pernah dirampas oleh Jepang. Pihak
Inggris yang seharusnya menjadi penertib malah lebih berpihak kepada
Belanda. Peristiwa ini merupakan motivasi rakyat dan Pemuda Pejuang
yang tidak mau dijajah dengan disertai sikap ulet dan pantang menyerah. Tapi
walaupun demikian bagaimana pun kuatnya motivasi, tanpa dilandasi kerjasama dan
koordinasi yang baik, maka setiap kegiatan dapat mengalami kegagalan. Sejarah
telah membuktikan betapa pahitnya keadaan ini.