Pasti
kembali untukmu
Namaku
Vina, aku sekolah di SMP negeri 1 Comal
Aku
duduk di kelas 1 SMP
Aku
termasuk siswa yang gak nakal dan mudah bergaul
Aku
mempunyai seseorang sahabat dia bernama ade
Ade
adalah sosok sahabat yang baik perhatian dan selalu mengerti keadaanku
Di
lain waktu saat aku bersedih dia yang selalu menghiburku
“Vina…panggil
seseorang itu dari arah belakang dan itu
sahabatku ade
“iya
de…? Ada apa? Tanya ku
“pulang
sekolah,ikut aku ya….aku mau ngajak kamu ke sesuatu tempat
“oke,baik”
Setelah
bel pulang sekolah berbunyi, ad langsung menghampiriku
Dia
sudah berdiri tepat disamping kelasku.
Dia
memanggilku sambil tersenyum
“Vina…
ayo kita berangkat”
Ade
tiba-tiba menggandeng tanganku dan segera menuju ketempat dia menitipkan motor
Setelah
itu kami tiba ditempat parkir, ade mengeluarkan motornya
“ayo
naik”ade mempersilakan aku naik motornya
“kita
mau kemana de? Tanyaku
“ke
sesuatu tempat,dan kamu pasti suka”
Setelah
beberapa menit kami pun sampai ditempat tujuan
Ternyata
ade mengajak ke sebuah taman bermain,
Kami
berduapun duduk dikursi dekat teman
“vina..”
panggil ade kepadaku dengan sorotan mata tajamnya ,deg..jantungku
berdebar-debar
Aku
tak mengerti tentang persaanku ini, sudah 3 tahun kami bersama saling
melengkapi satu sama lain
“ade,
kok nangis ?”tanyaku padanya
“aku
gak nangis, aku Cuma bahagia saja punya sahabat kaya kamu”
“vin,
suatu saat nanti aku gak bias terus menerus berada disisi kamu,
Kamu
harus bisa tanpa aku? Dan ingat janji kita dulu kalo kita akan selalu bersama”
“ade
kamu, kok ngomong gitu,tanpa kamu
hidupku gak mungkin seceria ini
“tapi,
inget kalo ade gak ada disamping vina lagi
Vina
janji hrus selalu tersenyum”
“iya
aku janji aku akan selalu tersenyum untuk kamu
Hari semakin berlarut meninggalkan
semua kisah yang ada
Keesokan
harinya disekolah tepat pukul 06.25 menit
“vina,ada
surat untuk kamu”
Deg…hati
aku tiba-tiba gelisah tak menentu tak mengerti apa yang sedang kurasakan saat
ini
Dibukanya
isi surat itu dengan perlahan,
“vin..ini
aku ade maafin aku ya kemaren
Aku
gak sempat berfikiran untuk ngomong ke kamu, mungkin saat kamu baca surat ini
aku
Sudah
tiba disumatra
Aku
terpaksa ikut kesana karena papaku dinas disana
Ingat
janji kita, kamu harus tetap tersenyum, suatu saat nanti kita pasti akan
bertemu lagi “
Di akhirnya surat itu, aku hanya
bisa diam membisu
Ditempat
duduk perlahan demi perlahan aku meneteskan air mata dan tidak percaya dengan
Semua
ini
Setelah pulang sekolah, aku bergegas
untuk pergi ke rumah ade
Tetapi
hasilnya nihil tak ada satupun orang yang menjawab sapaanku
Akhirnya
aku memutuskan untuk pergi ketaman
Taman
itu sepi tak seperti biasanya
Tak
banyak orang yang lewat area taman itu
Setelah 2 tahun aku menunggu ade tak
juga ada kabar
Selama
itu aku tak pernah seceria dulu hanya ksedihan yang tampak diwajahku
Hari ini adalah hari ulang tahunku
yang ke 15 sekarang aku sudah duduk dibangku
Kelas
3 smp setelah malam kian tiba,
Ade
tak juga mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku
Padahal
hanya sapaannya dan ucapannya yang berarti bagiku..
Dan
akhirnya pun aku berfikiran untuk pergi ketaman itu
Akhirnya
aku memutuskan untuk pergi kesana
Setelah beberapa menit diperjalanan,aku
tiba ditaman itu
Aku
tak menyangka begitu indah suasana taman tersebut dengan lampu lampion-lampion
Yang
khas terpampang disana
Aku duduk dikursi putih taman itu
tiba-tiba beberapa saat aku memejamkan kedua
Mataku
dan membukanya kembali aku melihat sosok ade dihadapanku
Aku
tak percaya kini dia dihadapanku
Mungkin
ini hanya ilusiku
“happy
birthday vina “ aku nepatin janjiku kan kita pasti kembali
“ini
benar kamu? Tanya itu tak percaya
“iya
vin, ini aku ade
“kemana
aja kamu,kamu gak tau aku disini sedih mikirin kamu
“maafin
aku, aku janji gak akan ninggalin kamu lagi, aku mencintaimu
Aku
saying kamu vin”
Akhirnya
dia mengutarakan isi hatinya
Hanya
itu kata yang aku tunggu selama ini dari mulutnya
“akupun
begitu ini adalah hari terindahku kamu kembali
Untuk
menjadi sahabatku juga kekasih bagiku.
Nama : Fatikha Sukmawati
Kelas : IX C
No : 10
Salah paham
Pada suatu hari , SMP
Negeri 1 Comal tempatku berseolah mengadakan kemah wisata yang berlokasi dibumi
perkemahan sikucing moga saat itu aku masih duduk dikelas 7 tepatnya dikelas 7
F kemah tersebut diadakan setelah kami menyelesaikan ulangan akhir semester II
pada hari terakhir tes siswa-siswi kelas 7 diminta untuk tidak pulang dahulu
setelah mengerjakan tes yang terakhir dan berkumpul dihalaman tengah untuk
mendapatkan arahan dari kakak Pembina pramuka mulai dari barang yang harus di
bawa sampai cara berperilaku yang baik didaerah orang. Aku tergabung dalam regu
melati 12, yang beranggotakan 11 orang sebenarnya regu kami telah menyalahi
aturan,karena kakak Pembina telah menetapkan bahwa setiap regu, maksimal
beranggotakan 10 orang. Namun karena eratnya persahabatan kami, kami tidak mau
dipisah dan akan selalu bersama. Akhirnya kami pun usul dan usulan kami
diterima oleh kakak Pembina. Barang bawaan setiap regu dan tugas telah dibagi
dengan rata dan adil. Melati 12 beranggotakan aku, rifqi, nisa, imanda, fika,
indriyani, sabilah, rizqi, wahyu, mustika, aghna dan prasasti.
Hari itu telah tiba.
Awalnya, aku takut mengikuti kegiatan tersebut, konon lokasi tersebut sangat
angker. Namun, orang tuaku mendesak agar aku tetap mengikuti kegiatan tersebut,
karena kegiatan tersebut wajib bagi siswa kelas 7 dan agar berpengalaman. Aku
pun mengikuti saran kedua orang tuaku. Aku berangkat dari rumahmenuju ke
sekolah sekitar pukul 07:00 WIB. Sesampainya disana ternyata hanya segelintir anak
yang sudah dating. Padahal, kakak Pembina menyuruh agar kami dating tepat
waktu, yaitu pukul 07:00 WIB harus sudah sampai disekolah. Setelah menunggu
kira-kira 30 menit, semua siswa telah dating. Kami berkumpul dihalaman tengah
dan kembali diberikan arahan dari Pembina dan berdoa bersama agar selamat
sampai tujuan dan kembali lagi dengan selamat.pelepasan para siswa dipimpin
oleh bapak kepala sekolah. Setelah acara doa dan pelepasan selesai, kami segera
memindahkan barang bawaankami ke truk yang akan mengantarkan rombongan para
siswa SMP Negeri 1 Comal ke bumi perkemahan sikucing Moga. Perjalanan dari
sekolah menuju ke sikucing, moga memakan waktu 2 jam.
Setelah sampai ke
tempat lokasi, kami segera menurunkan barang bawaan ke pendopo untuk berkumpul
dan diberikan informasi apa saja jenis kegiatan yang akan dilakukan. Setelah
menentukan lokasi yang akan dibangun tenda. Tenda kami sulit berdiri, karena
banyak bebatuan yang ada didalam tanah. Kami pun meminta tolong kepada kakak
Dewan Penggalang. Setelah tenda kami berdiri dan barang-barang sudah tertata
rapi, kami segera memasak untuk makan siang. Masuk waktu sholat dhuhur, kami
segera memasak untuk makan siang. Kegiatan awal kami adalah lomba memasak non
beras. Reguku membuat brownis rasa coklat. Setelah brownis matang dan piring
sudah dihias, aku dan indriyani menyerahkan hasil masakan kami kepada dewan
juri. Pak Dendi yang berlaku sebagai dewan juri meminta agar aku menyerahkan
kembali brownis yang dibuat reguku saat aku dan temanku mengambil piring untuk meletakkan
brownis tadi. “Brownisnya lagi dong, kakak-kakak dari bantara mau mencicipinya,
karena tadi tidak kebagian”. Kata pak dendi. “ini brownisnya enak au ya?”
tanyaku pada indri. “iya kali, kita pasti menang. Masa pak dendi minta lagi
kalau brownisnya nggak enak?” jawab indri penuh percaya diri. Aku dan Indri
mematuhi perintah pak Dendi tersebut. Pengumuman pemenang lomba masak non beras
juara 3 diraih oleh …… kijang 5, juara ke 2 diraih oleh melati 4, dan juara
satu diraih oleh…….. melati 6. “kata dewan juri (riuh penuh tepuk tangan).
“hah! Kita nggak dapat juara?” Tanya prasasti kepadaku. “kok bisa.?” Balasku
(dengan wajah tak percaya). “ngapai pak dendi nyuruh nyerahin brownis lagi ya?”
Tanya manda bingung.”laper kali dia” jawab agna tiba-tiba(sambil tertawa)
memecah keheningan. Akhirnya kami ikut tertawa dengan ikhlas.
Tak terasa hari sudah
sore, siswa mulai sibuk. Ada yang memasak ada yang sholat ashar, mandi, ngembil
air dan lain-lain. Sedangkan reguku sedang menyiapkan lagu untuk pentas seni,
karena pekerjaan kami telah selesai. Pentas senipun dimulai dengan meriah, dan
Fika yang menjadi wakil dari regu kami menjalankan tugasnya dengan baik. Pentas
seni berakhir sekitar pukul 22:00 WIB. Setelah itu siswa bubar dan menuju
tendanya masing-masing. Saat reguku sudah sampai tenda, dan persiapan untuk
tidur, tiba-tiba ….”tendanya bersihin dong?” kata wahyu mustika.”udah bersih
kale” sahut fika.”sampah dimana-mana bersih katamu” celoteh wahyu. “kamu nggak
pernah ikut bersih-bersih aja bawel.!” Tegas rifqi. Pertengkaran dimulai,
mereka saling adu mulut. Aku dan teman-teman tak sanggup melerainya. “ada apa
ini rebut-ribut?” Tanya kak Vita, anggota dewan penggalang. “mereka berdua,
fika dan wahyu berantem kak!” jawab aku “berantem gara-gara wahyu mau tendanya
bersih, tapi dia tidak pernah ikut bersih-bersih dan fika marah dengan sikap
wahyu itu” sambung Nisa. “oh gitu masalahnya. .. kalian disini satu regu kan?
Seharusnya kalian kerja sama dan kompak dalam segala urusan. Bukannya malah
berantem!” pinta kak Vita. Wahyu dan Fika terdiam. “udah napa beramtemnya!”
kata nisa memecah keheningan. Akhirnya fika dan wahyu bersalaman dan saling
melontarkan kata maaf. “ makasih ya kak, atas bantuannya” kataku (menatap kak
Vita). “iya sama-sama. Jangan ditiru dan diulangi lagi ya”. Pesan kak Vita
kepadaku.
KETIKA TEMAN MENJADI MUSUH
Dulu
pertemanan begitu sangant berarti, namun sekarang semuanya menjadi tak berarti.
Semua yang ku kenal seakan-akan meninggalkanku begitu saja. Yang tadinya akrab,
sekarang semakin menjauh, yang dahulunya jauh sekarang semakin dekat.
Aku
bersama tiga orang temanku berjuang melawan semua caci maki orang-orang itu,
dan berharap mereka akan lelah saat melihat aku masih tegak berdiri disini.
Walaupun
sebetulnya aku bosan dengan keadaan ini, tapi akan ku hadapi dengan senyuman,
bukan balasan caci maki yang seperti mereka lakukan terhadap kami.
Ya
amalia, dialah seorang teman yang sering aku anggap sebagai motifator dan
sahabat baikku. Nadia, cewek super alai, tapi baik juga , dia adalah sahabatku juga,
apalagi fatikha, cewek tomboy dengan omongannya yangmirip orang tua adalah
sahabat yang paling dekat denganku.
Pertengahan
kelas Sembilan adalah saat –saat dimana 5 orang teman yang dulunya adalah teman
super baikku, yang selalu menemani hari-hariku lalu tanpa suatu alasan mereka
menjauhiku.
Awalnya Cuma biasa aja
sih, lama-lama kok nyebelin gitu. Yang dari nyindir, menghujat sampai ngediemin
tanpa alasan.
“dev, nyontek tugas
matematikanya dong” kata Ina. “buku tugasnya dipinjem nadia”jawab devi. “owh !”
jawabnya singkat dengan memasang wajah kesal.
Bel istirahat berbunyi,
aku bersama nadia, amalia, dan fatikha pergi ke kantin. Sesudah jajan, aku
bertemu dengan ina… “vin, liat fatikha nggak?” “au ah….!” Jawab ina denga
judes. Aku jadi bingung, kenapa putrid dan ending ikut marah denganku. Sungguh
masalah yang rumit.
Sudah beberapa hari
kelompok bermainku dan kelompok bermain ina sangat saling diam. Mungkin mereka
marah kepada aku. Tapi asal merea tahu, aku tak benci kepada mereka.
Hari ini ada ulangan Matematika.
Berhubung aku belajar, jadi aku bisa mengerjakannya. Aku melihat ina dan
kawan-kawannya kebingungan dalam mengerjakan. Dalam hati aku berkata “emang
enak?!, makanya jangan pilah-pilih teman, rugi sendiri kan?!”
Ketika waktu ulangan
hamper habis, tiba-tiba ina bertanya kepadaku dengan malu “Dev, aku lihat nomor
dua dong…!” aku memberikan jawaban nomor dua dan langsung kukumpulkan lembar
jawabku, sebelum ina dan kelompoknya bertanya lebih banyak.
Sejak kejadian itu ina
dan kelompoknya kembali berteman dengan kelompokku, bukan berarti akur, tidak
jarang kami kembali saling diam Cuma karena hal sepele.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar