BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada masyarakat modern sering kita jumpai fenomena-fenomena
keinginan untuk pencapaian status sosial yang lebih tinggi maupun pencapaian
penghasilan yang lebih tinggi. Hal tersebut merupakan pendorong masyarakat
untuk melakukan mobilitas sosial demi tercapainya kesejahterahan hiudp. Namun
pada kenyataannya mobilitas sosial yang terjadi pada masyarakat tidak hanya
bersifat naik ke tingkat yang lebih tinggi, akan tetapi banyak mobilitas sosial
turun tanpa direncanakan yang dapat menurunkan status dan penghasilan
seseorang. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas dan menjabarkan tentang
mobilitas sosial yang terjadi di masyarakat,khususnya pada masyarakat Desa
Sembayat Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik.
B.
Rumusan Masalah
·
Apakah pengertian mobilitas sosial?
·
Apa sajakah bentuk-bentuk dari mobilitas sosial?
·
Apa sajakah faktor pendorang dan penghambat mobilitas sosial?
·
Apa sajakah saluran-saluran mobilitas sosial?
·
Bagaimana dampak dari adanya mobilitas sosial?
·
Bagaimana contoh konkrit terjadinya mobilitas sosial di
linngkungan sekitar?
C.
Batasan Masalah
·
Pengertian mobilitas sosial
·
Bentuk-bentuk dari mobilitas sosial
·
Faktor pendorang dan penghambat mobilitas sosial
·
Saluran-saluran mobilitas sosial
·
Dampak dari adanya mobilitas sosial
·
Contoh konkrit terjadinya mobilitas sosial di linngkungan sekitar
D.
Tujuan
·
Untuk mengetahui pengertian mobilitas sosial
·
Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari mobilitas sosial
·
Untuk mengetahui faktor pendorang dan penghambat mobilitas sosial
·
Untuk mengetahui saluran-saluran mobilitas sosial
·
Untuk mengetahui dampak dari adanya mobilitas sosial
·
Untuk mengetahui contoh konkrit terjadinya mobilitas sosial di
linngkungan sekitar
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Mobilitas Sosial
Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran,
peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Mobilitas berasal
dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak
dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada istilah
tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga
dalam kelompok sosial. Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi
seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain.
Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih
pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang.
Pengertian Menurut Beberapa Ahli
Paul B. Horton, mobilitas sosial
adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya
atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.
Kimball Young dan
Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu
pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial
mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara
individu dengan kelompoknya.
B.
Bentuk-bentuk mobilitas sosial
Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas
sosial , yaitu mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal.
Mobilitas social vertical dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan
social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas
social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.
a.
Mobilitas vertical
Mobilitas Vertika : adalah perpindahan status sosial yang dialami
seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas
vertikal mempunyai dua bentuk yang utama :
·
Mobilitas vertikal keatas
·
Mobilitas vertikal ke bawah
i.
Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing)
Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya
peningkatan status atau kedudukan seseorang
Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :
·
Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang
lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Contoh: A adalah seorang guru
sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi
kepala sekolah.
·
Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada
lapisan sosial yang sudah ada. Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan
seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status
sosialnya naik.
Adapun penyebab sosial
climbing adalah sebagai berikut :
·
Melakukan peningkatan prestasi kerja
·
Menggantikan kedudukan yang kosong akibat adanya proses peralihan
generasi
ii.
Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)
Sosial sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan
seseorang. Proses sosial sinking sering kali menimbulkan gejolak psikis bagi
seseorang karena ada perubahan pada hak dan kewajibannya.
Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
·
Turun nya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Contoh:
seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika
melaksanakan tugasnya.
·
Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial.
Contoh Tim Juventus terdegradasi ke seri B.
Penyebab
sosial sinking adalah sebagai berikut.:
·
Berhalangan tetap atau sementara.
·
Memasuki masa pensiun.
·
Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di pecat
dari jabatannya.
b.
Mobilitas horizontal
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang
atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain
mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial
lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan
dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti
kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas
sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial
yang dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya.
Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk :
·
Mobilitas social antar wilayah/ geografis Gerak sosial ini adalah
perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti
transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.Cara untuk melakukan mobilitas
sosial
·
Mobilitas antargenerasi Mobilitas antargenerasi secara umum
berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi
anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan
taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada
perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial
suatu generasi ke generasi lainnya. Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang
becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia
berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan
telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.
·
Mobilitas antargenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas
intragenerasi dan mobilitas intergenerasi.
·
Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi yang sama. Contoh: Pak
Darjo awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam bekerja
dan mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha sendiri yang
akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang
pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama
Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih
beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari tukang
becak menjadi seorang pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi tukang becak.
Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut
sebagai mobilitas intragenerasi.
·
Mobilitas Intergenerasi adalah perpindahan status atau kedudukan
yang terjadi diantara beberapa generasi.
Mobilitas intergenerasi dibedakan menjadi dua
yaitu:
·
Mobilitas intergenerasi naik
·
Mobilitas intergenerasi turun Contoh : Kakeknya seorang bupati,
bapaknya seorang camat dan anaknya sebagai kepala desa.(intergenerasi
turun)
C.
Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial
a.
Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang
bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk
dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :
·
Struktur Pekerjaan Disetiap masyarakat terdapat beberapa
kedudukan tinggi dan rendah yang harus diisi oleh anggota masyarakat yang
bersangkutan
·
Perbedaan Fertilitas Setiap masyarakat memiliki tingkat
ferilitas (kelahiran) yang berbeda-beda. Tingkat fertilitas akan berhubungan
erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau
rendah
·
Ekonomi Ganda Suatu negara mungkin saja menerapka sistem
ekonomi ganda (tradisional dan modern), contoh nya di negara-negara Eropa barat
dan Amerika. Hal itu tentu akan berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang
bersetatus tinggi naupun rendah.
b.
Faktor Individu Faktor individu
adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat
pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :
·
Perbedaan Kemampauan Setiap individu memiliki kemampuan yang
berbeda-beda. Mereka yang cakap mempunyai kesempatan dalam mobilitas
sosial.
·
Orientasi Sikap terhadap mobilitas Banyak cara yang di lakukan
oleh para individu dalam meningkatka prospek mobilitas sosialnya, antara lain
melalui pedidikan, kebiasaan kerja, penundaan kesenangan, dan memperbaiki diri.
·
Faktor kemujuran Walaupun seseorang telah berusaha keras dalam
mencapai tujuannya, tetapi kadang kala mengalami kegagalan.
c.
Status Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh
orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang
memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang
diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan
sosial yang lebih tinggi.
d.
Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas
sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya
daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat
ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan
mengalami mobilitas
e.
Situasi Politik
Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial
suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan
mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas
manusia ke daerah yang lebih aman.
f.
Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti
geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan
sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin
merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari
tempat kediaman lain.
g.
Keingina Melihat Daerah Lain
Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk
melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
h.
Perubahan kondisi sosial
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena
adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan
teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi
dapat menimbilkan stratifikasi baru.
i.
Ekspansi teritorial dan gerak populasi
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat
membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial.
Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.
j.
Komunikasi yang bebas
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang
beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam
pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi
mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea
efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan
merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.
k.
Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh
tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan
sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan
orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi
pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota
masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.
l.
Kemudahan dalam akses pendidikan
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang
untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat
menjadi peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang
bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan
untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.
Faktor penghambat mobilitas social
Ada
beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor
penghambat itu antara lain sebagai berikut :
- Kemiskinan
Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin,
mencapai status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit
- Diskriminasi
Kelas Sistem kelas terturup dapat menghalangi mobilitas ke atas, terbukti
denga adanya pembatasab keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan
berbagai syarat dan ketentuan. seperti yang terjadi di Afrika Selatan di
masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan
kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di
pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap
berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi
presiden Afrika Selatan
- Perbedaan
Ras dan Agama Dalam sistem kelas tertutup dapat memungkinkan terjadinya
mobilitas vertikal ke atas. Dalam agama tidak dibenarka seseorang dengan
sebebas-bebasnya dan sekehendak hatinya berpindah-pindah agama sesuai
keinginannya.
- Perbedaan
jenis kelamin (Gender) Dalam masyarakat, pria di pandang lebih tinggi
derajatnya dan cenderung menjadi lebih mobil daripada wanita. Perbedaan
ini mempengaruh dala mencapai prestasi, kekuasaan, status sosial, dan
kesempatan-kesempatan dalam masyarakat.
- Faktor
Pengaruh Sosialisasi yang Sangat kuat Sosialisasi yang sangat atau
terlampau kuat dalam suatu masyarakat dapat menghambat proses mobilitas
sosial. Terutama berkaitan dengan nilai-nilai dan adat yang berlaku.
- Perbedaan
Kepentingan Adanya perbedaan kepentingan antarindividu dalam sutu struktur
organisasi menyebabkan masing-masing individu saling bersaing untuk
memperebutkan sesuatu.
D.
Saluran-Saluran Mobilitas Sosial
1.
Angkatan Bersenjata, Seseorang yang tergabung dalam angkatan
bersenjata biasabya ikut berjasa dalam membela nusa dan bangsa sehingga dengan
jasa tersebut ia mendapat sejumlah penghargaan dan naik pangkat.
2.
Pendidikan Pendidikan, baik formal maupun nonformal merupakan
saluran untuk mobilitas vertikal yang sering digunakan, karena melalui
pendidikan orang dapat mengubah statusnya. Lembaga-lembaga pendidikan pada
umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan
dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang
rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada
setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Contoh: Seorang
anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang tinggi. Setelah
lulus ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu untuk
berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang secara otomatis
telah meningkatkan status sosialnya
3.
Organisasi Politik Seorang angota parpol yang profesional dan
punya dedikasi yang tinggi kemungkinan besar akan cepat mendapatkan status
dalam partainya. Dan mungkin bisa menjadi anggota dewan legislatif atau
eksekutif
4.
Lembaga Keagamaan Lembaga ini merupakan salah satu saluran
mobilitas vertikal, meskipun setiap agama menganggap bahwa setiap orang
mempunyai kedudukan yang sederajat
5.
Organisasi Ekonomi Organisasi ini, baik yang bergerak dalam bidang
perusahan maupun jasa umumnya memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi
seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal.
6.
Organisasi Profesi Organisasi profesi lainnya yang dapat dijadikan
sebagai saluran mobilitas vertikal, antara lain ikatan
7.
Perkawinan Melauli perkawinan seseorang dapat menaikkan statusnya.
Misalnya,seseorang wanita yang berasal dari keluarga biasa saja menikah dengan
pria berstatus sosial ekonominya lebih tinggi. Hal ini menyebabkan naiknya
status sosial nya sang wanita
8.
Organisasi keolahragaan Melalui organisasi keolahragaan, seseorang
dapat meningkatkan status nya ke strata yang lebih tinggi
E.
Dampak Mobilitas Sosial
Setiap mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya
penyesuaian-penyesuaian atau sebalik nya akan menimbulkan konflik.
Menurut Horton dan Hunt
(1987),
ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal, di
antara nya:
1.
Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi
mobilitas menurun.
2.
Timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status
jabatan yang meningkat.
3.
Keterangan hubungan anatar anggota kelompok primer, yang semula
karena seseorang berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status yang
lebih rendah.
Adapun dampak mobilitas
sosial bagi masyarakat, baik yang bersifat positif maupun negatif antara lain
sebagai berikut.
·
Dampak Positif :
1.
Mendorong Seseorang untuk lebih maju Terbukanya kesempatan untuk
pindah dari strata ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada
diri seseorang untuk maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih
tinggi.
2.
Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang Lebih
Baik Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial
masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang sedang mengalami
perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan
lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas.
Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.
3.
Meningkatkan Intergrasi Sosial Terjadi nya mobilitas sosial dalam
suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi sosial.misalnya, ia akan
menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai-nilai dan norma-norma yang di anut
oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru sehingga tercipta intergrasi
soaial.
·
Dampak Negatif :
1.
Timbulnya Konflik Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas
sosial dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut. :
o
Konflik Antarkelas Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan.
Kelompok dalam lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan
kepentingan antarkelas sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antar
kelas.
o
Konflik Antarkelompok sosialKonflik yang menyangkut antara kelompok satu
dengan kelompok yang lainnya. Konflik ini dapat berupa: a. Konflik antara
kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern b.
Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial yang lain yang
memiliki wewenang
o
Konflik Antargenerasi Konflik yang terjadi karena adanya benturan
nilai dan kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam
mempertahankan nilai-nilai denga nilai-nilai baru yang ingin mengadakan
perubahan.
- Berkurangnya
Solidaritas Kelompok Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-norma
yang ada dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh
seseorang yamg mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal
ini dilakukan agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan
mampu menjalankan fungsi-fungsinya
- Timbulnya
Gangguan Psikologis Mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi
psikologis seseorang, antara lain sebagai berikut. :
·
Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang
mengalami mobilitas menurun.
·
Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya
·
Mengalami frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang
ingin naik ke lapisan atas, tetapi tidak dapat mencapainya.
F.
Contoh Mobilitas Sosial yang Kami Identifikasi di Desa Sembayat,
Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik
1.
Pertanyaan : Bilamana Individu mengalami mobilitas sosial?
Jawab
:
·
Individu akan mengalami mobilitas sosial vertikal ke atas
(social climbing) bilamana dia mempunyai keinginan untuk merubah status atau
kedudukan kearah yang lebih tinggi, tetapi dia tidak hanya memiliki keinginan
saja, tetapi juga dibarengi dengan dia mempunyai kemampuan khusus yang tidak
dimiliki orang lain, sehingga dengan kemampuan khusus yang dimiliki itu, maka
dia dapat memperoleh kedudukan yang dia harapkan, kedudukan yang menurutnya
baik serta memiliki nilai prestise yang tinggi. Kemampuan yang dimaksud disini
bukan hanya kemampuan dalam segi intelektual saja, tetapi kemampuan dalam segi
emosional, religious serta financial juga bias mempengaruhi tingkat mobilitas
seseorang.
Contoh yang ada di
lingkungan masyarakat Desa Sembayat Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik: Saudari
Qoriah merupakan anak dari keluarga yang latar belakangnya kurang mampu dalam
segi financial, tetapi karena dia memiliki tekat serta kemampuan intelektual
yang bagus, sehingga dengan semangat yang dia miliki, dia akhirnya bisa
diterima di salah satu perguruan tinggi di Jakarta melalui jalur beasiswa.
Sehingga akhirnya dia bisa mengangkat derajat serta kedudukan orang tuanya
kearah yang lebih baik (vertikal ke atas).
·
Sedangkan individu akan mengalami mobilitas sosial
vertikal ke bawah (social sinking), bilamana kemampuan yang dimiliki seseorang
tersebut telah tergeser dengan kemampuan orang lain yang lebih baik dari dia,
atau bisa disebabkan oleh faktor-faktor lain yang menyebabkan dia mengalami
mobilitas vertikal menurun.
Contoh yang ada di
lingkungan masyarakat Desa Sembayat Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik: Bapak H.
Affandi merupakan anggota masyarakat Desa Sembayat yang mengalami mobilitas
vertikal menurun disebabkan karena kalahnya persaingan dalam hal pertambakan.
Awalnya beliau merupakan golongan orang yang kaya, akan tetapi setelah beliau
mengalami gulung tikar akibat kalahnya persaingan dengan temannya sesama
petambak sekarang beliau hidup dengan serba pas-pasan.
·
Seseorang mengalami mobilitas horizontal bilamana orang
tersebut mengalami mobilitas dari mobilitas satu ke mobilitas yang lain tetapi
masih dalam 1 rangking sosial.
Contoh yang ada di
lingkungan masyarakat Desa Sembayat Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik: Saudari
Ririn merupakan salah satu anggota masyarakat Desa Sembayat yang mengalami
mobilitas horizontal, Saudari Ririn merupakan pegawai yang bekerja di Alfamidi,
awalnya dia ditempatkan di Alfamidi cabang Malang dan sekarang dia dipindah di
Alfamidi cabang perbatasan Gresik-Surabaya, Saudari Ririn kami katakan
mengalami mobilitas sosial horizontal, karena walaupun mengalami mobilitas
tetapi masih dalam 1 rangking sosial.
2.
Pertanyaan: Siapakah yang mengalami
mobilitas sosial baik vertikal (naik atau turun) maupun horizontal (terpaksa atau sukarela)?
Jawab
:
·
Yang mengalami mobilitas sosial vertikal naik adalah orang yang
mengalami pergerakan atau perubahan status / kedudukan ke atas (kearah yang
lebih baik). Sedangkan mobilitas sosial vertikal turun adalah orang yang
mengalami pergerakan atau perubahan status / kedudukan kebawah, tetapi
mobilitas sosial vertikal (naik atau turun) sulit dilakukan apabila masyarakat
sekitar masih menganut kuat nilai-nilai primordialisme,
·
Mobilitas vertikal ke atas: seperti halnya yang dialami saudari
Qoriah yang berasal dari latar belakang keluarga yang kurang mampu, tetapi dia berhasil
mengagkat kedudukan orang tuanya dihadapan masyarakat Desa Sembayat karena
walaupun dia anak orang biasa tetapi dia berahasil menuntut ilmu sampai ke
perguruan tinggi.
·
Mobilitas vertical ke bawah: seperti halnya yang dialami Bapak H.
Affandi yang awalnya dia orang kaya, tetapi sekarang beliau hidup dengan serba
pas-pasan karena dia mengalami gulung tikar dalam bidang pertambakan.
·
Yang mengalami mobilitas sosial horizontal (sukarela) adalah
seseorang atau kelompok orang yang mengalami mobilitas sosial satu ke mobilitas
sosial yang lain tetapi mobilitas sosial yang dialami orang tersebut masih
dalam 1 rangking sosial secara sukarela(atas kehendak sendiri). Yang mengalami
mobilitas sosial horizontal (sukarela) adalah seseorang atau kelompok orang
yang mengalami mobilitas sosial satu ke mobilitas sosial yang lain tetapi
mobilitas sosial yang dialami orang tersebut masih dalam 1 rangking sosial
secara terpaksa, biasanya mobilitas ini terjadi karena seseorang yang mengalami
mobilitas itu tidak mempunyai kekuasaan sendiri, dia mengikuti apa yang
dikatakan atasannya.
·
Mobilitas horizontal (sukarela), contoh: yang dialami oleh Bu
Ninik (masyarakat Desa Sembayat) awalnya beliau bertempat tinggal di kampung
Rt.03, tetapi kemudian beliau berpindah bertempat tinggal di kampong Rt.02.
·
Mobilitas horizontal (terpaksa), contoh: yang dialami oleh saudari
Ririn yang harus mengikuti dan mentaati apa yang diperintahkan oleh atasannya,
dia dipindahkan dari Alfamidi cabang Malang ke Alfamidi cabang Gresik-Surabaya.
3. Pertanyaan : Melalui saluran-saluran apa saja individu dapat mengalami
mobilitas social Vertical (naik atau turun) maupun horizontal (terpaksa atau
sukarela)
Jawab
:
Saluran-saluran
mobilitas sosial secara vertical menurut Pitirim A. Sorokin dapat dilakukan lewat
beberapa saluran
a. Angkatan
bersenjata
Angkatan bersenjata merupakan organisasi yang dapat digunakan
sebagai saluran mobilitas vertikal ke atas melalui tahapan yang disebut
kenaikan pangkat. Misalnya, seorang prajurit yang berjasa dalam membongkar
sindikat narkoba atau teroris, akan mendapatkan berupa kenaikan pangkat tanpa
mempersoalkan dari golongan masyarakat mana.
b. Lembaga-lembaga keagamaan
Lembaga ini juga merupakan salah satu saluran mobilitas sosial
vertikal. Walaupun setiap agama menganggap bahwa setiap orang mempunyai
kedudukan yang sederajat, akan tetapi pemuka-pemuka agama selalu berusaha keras
untuk menaikkan mereka yang berkedudukan rendah ke kedudukan yang
tinggi.Misalnya, mereka yang berjasa dalam agama seperti ustad, pendeta,
biksu dan lain lain.
c. Lembaga-lembaga
pendidikan
Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang
konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social
elevator(perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan
yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk
mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi.
d. Organisasi politik
Saluran ini dalam berbagai kasus terbukti dapat memberikan kasus
yang sangat besar bagi setiap individu yang ingin mengalami mobilitas vertical
ke atas, seperti halnya angkatan bersenjata, organisasi politik memungkinkan
anggotanya yang loyal dan berdedikasi tinggi untuk menempati jabatan yang lebih
tinggi, sehingga status sosialnya meningkat.
e. Organisasi ekonomi
Baik yang bergerak dalam bidang perusahaaan maupun jasa umumnya
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi semua orang yang ingin mengalami
mobilitas vertikal. Seperti perusahaan, koperasi, BUMN dan lain-lain
dapat meningkatkan tingkat pendapatan seseorang. Semakin besar prestasinya,
maka semakin tinggi jabatannya, sehingga pendapatannya bertambah maka
status sosialnya di masyarakat meningkat.
f. Organisasi
Profesi
Organisasi profesi yang anggotanya berprestasi menyumbangkan
pengetahuan/ keahliannya kepada masyarakat dan organisasinya pasti statusnya
akan dianggap lebih tinggi daripada anggota biasa
g. Perkawinan
Sebuah perkawinan dapat menaikkan status seseorang. Seorang yang
menikah dengan orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan dihormati
karena pengaruh pasangannya.
Sedangkan mobilitas horizontal biasanya lebih pada berupa perpindahan seseorang
atau kelompok secara geografis, dari tempat satu ke tempat yang lainnya, sering
kali mobilitas horizontal disebut dengan mobilitas geografis.
4. Pertanyaan : Apa akibat dari mobilitas sosial baik bagi
individu yang mengalami maupun
Lingkungan mereka berada?
Jawab :
- Dampak mobilitas sosial
a. Dampak
negatif (
bagi individu)
- Walaupun mobilitas vertikal
ke atas dinilai menguntungkan, namun ada dampak psikologis yang
ditimbulkan seperti ketegangan mempelajari peran baru dari jabatan barunya,
keretakan hubungan antaranggota kelompok primer karena berpindah ke status yang
lebih tinggi, kekhawatiran akan beban tanggung jawab baru, kerenggangan
hubungan antar anggota keluarga karena meningkatnya kesibukan yang ditimbulkan
oleh jabatan barunya.
- Dampak negatif juga dialami
oleh individu yang mengalami mobilitas sosial menurun, berkaitan dengan hal-hal
yang mencemaskan, seperti: gangguan kesehatan (baik fisik maupun psikologis),
keretakan hubungan keluarga, perasaan terasing (alienasi), menalami social
distance,
b. Dampak negatif ( bagi kelompok )
- Walaupun mobilitas vertikal
ke atas dinilai menguntungkan, namun mobilias sosial yang dialami kelompok
sosial tertentu dapat juga menimbulkan terjadinya berbagai konflik sosial.
c. Dampak positif
- Orang-orang
akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya kesempatan
untuk pindah strata.
Kesempatan ini mendorong
orang untuk mau bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas.
Contoh: Seorang anak
miskin berusaha belajar dengan giat untuk mencapai tingkat pendidikan tinggi
- 2.
Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial
masyarakat ke arah yang lebih baik.
Contoh: Indonesia yang
sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri.
Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang
berkualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang
pendidikan.
5. Apakah faktor yang
mempengaruhi dan menghambat mobilitas sosial di lingkungan sekitar?
Faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial
di Desa Sembayat Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik yaitu:
a. Pendidikan
Pada masyarakat Desa Sembayat pendidikan merupakan salah satu
factor yang menentukan mobilitas seserorang. Melalui pendidikan orang akan
dapat lebih mudah dalam memperoleh pekerjaan yang berkelas. Contohnya Ibu Rika
seorang anak buruh tani yang mampu malanjutkan sekolahnya hingga tingkat
universitas dan akhirnya sekarang dia bekerja pada sebuah perusahaan minyak
ternama di Indonesia sebagai seorang CEO.
b. Ketrampilan
Ketrampilan merupakan salah satu factor penentu mobilitas sosial
di Desa Sembayat ini. Contohnya Pak Amir seorang yang dulunya hanya sebagai
karyawan dari perusahaan pengrajin kayu ukiran. Karena dia kreatif, ia pun
mencoba untuk membuka usaha ukiran kayu sendiri dan ia memutuskan untuk keluar
dari kerjanya dan kemudian ia menjadi seorang wirausaha yang sukses
c. Tingkat
kemujuran
Bukan hanya dari segi pendidikan dan ketrampilan saja yang
mempengaruhi terjadinya mobilitas sosial, akan tetapi tingkat kemujuran
seseorang juga mempengaruhi terjadinya mobilitas sosial.
Sebagai contoh , Mbak Yeti yang awalnya hanya bekerja sebagai
seorang pembantu rumah tangga, kemudian ia memenangkan undian dari Bank Mandiri
senilai 100 juta rupiah yang selanjutnya dipergunakan sebagai modal untuk
membangun usaha rumah makan (depot) di desa tersebut. Berkat kegigihannya
sekarang ia sudah bisa membuka 5 cabang depot di Kabupaten Gresik.
Faktor penghambat mobilitas sosial di Desa Sembayat Kecamatan Manyar Kabupaten
Gresik :
A .Kemiskinan
Kemiskinan merupakan slaah satu penghambat mobilitas sosial di Desa Sembayat.
Dengan kemiskinan seseorang tidak mempunyai modal dan kemampuan untuk
mendirikan suatu usaha sebagai pendorong terjadinya mobilitas sosial. Sebagai
contoh : seorang anak buruh tani yang tidak dapat bersekolah dikarenakan
minimnya dana yang dimiliki orang tuanya sehingga anak tersebut harus
melanjutkan profesi orang tuanya sebagai buruh tani.
B. Pengaruh sosialisasi yang kuat pada lapisan sosialnya sendiri
Kebanggaan atas lapisan sosial yang telah ia miliki dapat menghambat terjadinya
mobuilitas sosial. Sebagai contoh, Pak Habib sebagai tuan tanah di Desa
Sembayat dengan kekayaan yang sangat melimpah cenderung mempertahankan
keturunannya agar tetap pada lapisan sosial yang saat ini ia duduki. Ia
berusaha agar anaknya tetap bisa mengelola tanah yang ia miliki dengan baik,
agar kekayaannya tidak berkurang dengan menyekolahkan anaknya pada tingkat
perguruan tinggi.
C. Lokasi yang terisolasi
Desa Sembayat termasuk salah satu desa yang letaknya terpencil. Sehingga letak
desa tersebut menghambat terjadinya mobilitas sosial.
Sebagai contoh : Susahnya informasi mengenai adanya beasiswa si
perguruan tinggi. Sehingga, masyarakat miskin yang ingin menyekolahkan anaknya
tidak mengetahui adanya beasiswa tersebut yang mengakibatkan banyak para pemuda
yang tidak bisa melanjutkan studi sampai jenjang perguruan tinggi. Hal ini lah
yang menyebabkan sulitnya warga miskin untuk melakukan mobilitas sosial.
DAFTAR PUSTAKA
- Subakti,
A. Ramlan dkk. 2011. Sosiologin Teks Pengantar dan Terapan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
- Sutomo
dkk. 2009. Sosiologi. Malang: Graha Indotama
- Saptono,
Bambang. 2006. Sosiologi. Jakarta: Phibeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar